Gubernur Provinsi Sulawesi Utara Olly Dondokambey SE melakukan peletakan batu pertama Pembangunan Gedung Gereja Wilayah Manado Tumumpa II di Jl Raya Pandu-Molas-Mapanget, Jumat (7/4/2023). (Foto: DKIPS)
MANADO. SULAWESION.COM – Gubernur Provinsi Sulawesi Utara (Sulut) Olly Dondokambey SE menghadiri peletakan batu pertama atau groundbreaking Pembangunan Gedung Gereja Wilayah Manado Tumumpa II di Jl Raya Pandu-Molas-Mapanget, Jumat (7/4/2023).
Peletakan batu pertama dirangkaikan dengan ibadah bersama, sekaligus pelantikan panitia pembangunan gedung gereja.
Gubernur Olly dalam sambutannya menyampaikan terima kasih kepada sejumlah pihak yang mensuport pembangunan gedung gereja ini.
“Terlebih khusus buat keluarga yang telah menghibahkan tanah untuk pembangunan gereja yaitu Keluarga Regar-Sujoyo dan Keluarga Makaampo-Kamang, ketua panitia pembangunan dan seluruh panitia yang baru dilantik pada hari ini,” ucap gubernur.
Gubernur Olly menjelaskan, ini merupakan tugas dan tanggung jawab pemerintah untuk bersama-sama dengan masyarakat, selalu menopang keinginan masyarakat, dan khususnya jemaat gereja masehi injili di Minahasa untuk membangun sarana prasarana pembangunan dalam rangka peningkatan pelayanan bagi jemaat.
Gubernur Olly berharap, pembangunan gedung gereja tersebut dapat diselesaikan di tahun 2024 mendatang, meski tidak 100 persen, namun sudah bisa digunakan untuk beribadah.
“Mudah-mudahan dalam waktu tidak lama gereja ini bisa terbangun, sehingga masyarakat yang tinggal di sini tidak jauh-jauh lagi berjalan. Di sini so ada gereja yang lebeh dekat. Mudah-mudahan Desember tahun depan so boleh pake. Biar baru ta tutup atap setidaknya so boleh pake,” harap gubernur.
Orang nomor satu di Sulut ini mengarahkan ketua panitia, ketua wilayah dan pendeta setempat agar secepatnya berkoordinasi dengan Rektor Universitas Sam Ratulangi (Unsrat) David Sompie untuk merampungkan proses dasar pembangunan.
“Buat ketua panitia, ketua wilayah dan pendeta kalau boleh nanti ke rektor Unsrat David Sompie, karena ini memang depe tugas. Jadi depe tugas itu dia gambar, dia tes, supaya gereja itu kokoh. Jadi jangan asal bekeng. Torang musti bekeng yang betul, karena Sulawesi Utara ini kan daerahnya gempa,” sebut gubernur.
“Tempat-tempat umum itu harus kuat. Jadi panitia nanti minta ke rektor untuk konsultasi, nanti dorang cek depe tanah, depe lebar fondasi berapa mo bekeng supaya aman for torang semua,” sambungnya.
Lebih lanjut, Gubernur Olly mengatakan ini sudah menjadi tugas dan tanggung jawab pemerintah melayani masyarakat. Pemerintah juga berterima kasih kepada masyarakat yang selama ini menopang kerja dari segi keamanan, kerja sama dengan aparat kepolisian.
Gubernur Olly juga mengimbau untuk tetap menjaga kondusifitas, apalagi 2024 sudah memasuki tahun politik.
“Torang damai-damai di sini, torang saling baku jaga, tolong menolong dengan pemerintah supaya torang membangun terus, sehingga masyarakat mendapatkan pelayanan yang lebih baik. Apalagi tahun depan somo masuk tahun-tahun politik, baliho kiri-kanan sudah banyak. Jangan kong satu jemaat karena baliho so laeng kong bakalae. Ini musti jaga jangan sampe terjadi hal-hal seperti itu,” imbau gubernur.
Hal seperti ini menurut gubernur, jangan dicampur adukan, masyarakat harus bersama-sama terus agar supaya sarana prasarana rumah ibadah di Sulut bisa bertumbuh untuk pelayanan bagi jemaat.
Gubernur Olly kembali memaparkan soal kondisi Sulut meski dilanda pandemi Covid-19, namun bisa bertumbuh. Hal ini karenakan adanya sinergitas dari semua elemen masyarakat tanpa terkecuali dan pemerintah.
“Ada Covid ada pembangunan, karena apa? semua kerja sama dengan baik, tidak ada saling curiga. Karena torang semua ciptaan Tuhan,” papar gubernur.
Gubernur Olly juga mengajak para jemaat dan panitia untuk saling bergotong royong menyelesaikan pembangunan gedung gereja tersebut.
Seperti contoh pada pembangunan Gedung Gereja Ruth yang dibangun dengan anggaran sebesar Rp2,2 Miliar.
“Itu sudah dengan pastori, sudah ada gereja 20x15x25, gereja pe besar,’ terang gubernur.
Gubernur Olly turut mengingatkan soal kesetiaan dan integritas. Tanpa itu, maka kata gubernur harus diimplementasikan dalam bentuk tindakan yang nyata.
“Karena torang musti jaga kesetiaan, integritas. Ruth itu integritasnya sangat tinggi. Jadi Torang musti tonjolkan integritasnya torang, supaya dapa-dapa inga. Harus melayani betul-betul, jangan kong so ta berubah sedikit terus goyang,” ingat gubernur.
Turut hadir, Ketua Badan Pekerja Majelis Sinode GMIM Hein Arina, para pejabat eselon II lingkup Pemprov, ketua wilayah Manado-Mapanget dan Tumpa, pendeta, pelayan khusus, penatua dan diaken.
Noufryadi Sururama