Webinar Kominfo Bahas Bahaya Rekam Jejak Digital

 

MANADO-Dalam dunia literasi digital, kita mengenal apa yang disebut rekam jejak digital.

Bacaan Lainnya

Secara umum, orang mengetahui bahwa rekam jejak digital menyangkut apa saja yang dilakukan oleh pengguna internet, terekam dan tersimpan di bank data.

Meski istilah jejak digital mulai akrab digunakan, namun belum semua warga pengguna internet paham apa yang dimaksud dengan jejak digital.

Dian Ikha Pramayanti, S.Pt., M.Si., dosen sekaligus praktisi literasi digital, akan membahas topik tersebut dalam webinar dengan tema “Kiat-kiat Aman Berselancar di Internet”, Sabtu, 8 April 2023.

Saat dihubungi, kepada media ini Dian mengaku kebanyakan pengguna media sosial di Indonesia banyak yang mengabaikan soal jejak digital tersebut.

“Kita perlu ketahui, bahwa rekam jejak digital ini ada yang aktif dan pasif. Yang aktif itu adalah hal terkait dengan aktifitas kita berselancar di internet. Yang semuanya otomatis terekam di browser. Sementara untuk yang pasif, adalah aktifitas digital yang berkaitan dengan pengisian formulir, atau registrasi yg diwajibkan oleh platform tertentu lewat internet,” jelas Dian.

Lebih lanjut Dian mengatakan, jejak digital, meskipun sudah dihapus oleh pengguna usai melakukan aktifitas pencarian di internet, tetap masih bisa diangkat kembali oleh pihak penyedia layanan browser. Makanya kata dia, orang yang beraktivitas di dunia digital, perlu mengetahuinya dan lakukanlah hal-hal positif dan wajar supaya tidak merusak citra diri.

“Aktifitas kita di internet itu kan secara sadar atau tidak, termasuk kita melakukan personal branding. Siapa kita, akan mudah diketahui dengan cara menelusuri jejak digital kita,” kata Dian.

Adapun bahaya yang pernah ia alami kata Dian, dirinya pernah dihubungi layanan pinjaman online, padahal ia sama sekali belum pernah berhubungan dengan pinjaman online.

“Bisa jadi ada yang menggunakan data saya untuk itu,” kata Dian.

Selain Dian, pembicara lain yang akan hadir adalah Rio, personil band Hijau Daun. Ia akan membahas bagaimana menyaring informasi atau konten sebelum disebar. Ia juga akan memberi tips bagaimana membedakan fakta dan hoax.

Kemudian pembicara ke tiga adalah Anwar Sadat. Ia akan membahas tentang Budaya Digital dan bagaimana cara agar kita selalu waspada atas penipuan online, dengan cara mengenali jenis-jenis penipuan online, termasuk tips dan trik menghindari penipuan daring. Serta apa yang harus dilakukan jika menjadi korban penipuan online.

Kegiatan ini akan dipandu oleh Angga Andrian, S.Pd. Calon peserta cukup meng-klik link ini: https://s.id/registrasikabminahasautara_0804
dan akan terhubung dengan form registrasi untuk mendapatkan token beserta link zoom yang akan menghubungkan mereka dengan ruang seminar. Khusus bagi mereka yang baru dalam mengikuti kegiatan seperti ini, tentu akan menjadi pengalaman berkesan bagaimana belajar, menambah pengetahuan tentang Literasi Digital.

Untuk diketahui pada 2023 ini, Kominfo memfokuskan kegiatan Literasi Digital di wilayah Sulawesi dan sekitarnya. Sejak Februari tahun ini, pihak penyelenggara telah melaksanakan sedikitnya sepuluh kegiatan serupa dan memfokuskan kegiatan di beberapa kabupaten di Sulawesi Utara. Setelah dirasa cukup, pihak penyelenggara akan menyasar masyarakat di sejumlah provinsi di wilayah Sulawesi dalam rangka membangun pemahaman dan meningkatkan keterampilan Literasi Digital.

Sejak 2021, Kominfo telah melaksanakan kegiatan Literasi Digital kepada 14.641.097 orang. Pada tahun 2022 juga menargetkan 5.500.000 orang. Kominfo menargetkan kegiatan ini bisa menyasar 50 juta orang penduduk Indonesia pada tahun 2024.
Karena itu, dibutuhkan penyelenggaraan Kegiatan literasi digital yang massif di seluruh wilayah Indonesia. Kegiatan ini bertujuan untuk membangun wawasan dan pengetahuan terkait Literasi Digital dalam bentuk Seminar dan Diskusi secara online dengan target penduduk di wilayah tersebut, khususnya di segmen Komunitas. ***

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *