KOTAMOBAGU.SULAWESION.COM- Sekretaris Daerah (Sekda) Kotamobagu Sofyan Mokoginta membuka secara resmi kegiatan sosialisasi Sensus Pertanian Kota Kotamobagu tahun 2023.
Adapun sosialisasi ini dilaksanakan oleh Badan Pusat Statistik Kotamobagu dan di ikut oleh seluruh camat se Kotamobagu, yang dilaksanakan di Ballroom Hotel Sutan Raja, Jumat (26/05/2023).
Sekda Kotamobagu Sofyan Mokoginta menjelaskan, sektor pertanian adalah sebagai penyedia bahan pangan.
Untuk ketahanan pangan masyarakat, serta dapat menyediakan lapangan kerja bagi sebagian besar penduduk.
“Sektor pertanian sebagai penyelamat perekonomian di saat pandemi covid 19 kemarin, sehingga sektor pertanian harus dijaga agar tetap berproduksi serta memberi kontribusi pada perbaikan ekonomi,”ujarnya.
Lebih jelas Sofyan menjelaskan, sektor pertanian ini sangat penting untuk mendukung ketahanan pangan di daerah maupun nasional.
“Kita ketahui bersama bahwa kontribusi sektor pertanian untuk nasional adalah sebesar 12 persen
Kemudian kontribusi sektor pertanian di Kotamobagu itu pada tahun 2022, adalah 8,27 persen dengan pertumbuhan 6,84 persen.
Artinya sektor pertanian masih berperan sangat penting di dalam pertumbuhan ekonomi di Kotamobagu,”ujarnya lagi.
Menurutnya, dengan hal tersebut maka kegiatan sosialisasi sensus pertanian pada pagi hari ini.
Menjadi sangat penting dan sangat strategi mengingat data-data, diambil dari pelaksanaan sensus pertanian yang akan menjadi informasi .
Sangat penting bagi pemerintah dalam rangka untuk melakukan perencanaan pembangunan di daerah ini.
“Sebelumnya Presiden menyampaikan bahwa akurasi pembangunan, akurasi perencanaan itu tergantung dari akurasi dari data.
Oleh karena itu maka sensus ini dilaksanakan dalam periode 10 tahun dan hari ini adalah yang ke 7.
Dari pelaksanaan sensus pertanian juga menjadi sangat penting, mengingat dari kegiatan ini kita semua akan mendapat gambaran secara komprehensif terkait kondisi pertanian di Indonesia hingga wilayah terkecil,”ujarnya
Sofyan menambahkan, data yang akurat sangat penting untuk melakukan perencanaan.
“Ketika kita melakukan intervensi atau penanganan-penanganan itu bisa tepat, maka dari itu semua memerlukan data yang akurat,” pungkasnya.