MINSEL, SULAWESION.COM – Kejadian bencana teluk Amurang, Kabupaten Minahasa Selatan (Minsel) pada 15 Juni 2022 yang lalu, menjadi pelajaran masyarakat Minsel soal risiko bencana.
Salah satunya Pemdes Lopana Kecamatan Amurang Timur, bekerjasama dengan Yayasan Bumi Tangguh menggelar Pelatihan Pengurangan Resiko Bencana Berbasis Masyarakat yang bertempat di Balai Pertemuan Umum (BPU) selama dua hari lalu, 14 – 16 Juli 2022 lalu.
Kegiatan tersebut di buka oleh Staf khusus Bupati Minsel bidang hukum dan politik Corneles Mononimbar yang mewakili pemerintah Kabupaten Minsel.
Dihadiri oleh Camat Amurang Timur Veky Sagai. SE. perwakilan BPBD Minsel sebagai undangan, PMI Sulut, Babinsa, perangkat desa dan masyarakat desa sekitar sebagai undangan.
Ketua Yayasan Bumi Tangguh Dennie Mamonto dalam kegiatan tersebut, membawa tim yang sudah bekerjasama dengan PMI untuk memberikan materi dan pelatihan hingga simulasi.
Dalam kegiatan tersebut, Dennie mengatakan bahwa sasaran dari pelaksanaan kegiatan ini agar masyarakat jika ada bencana, bisa tau cara menyelamatkan diri dan bisa membantu mereka yang menjadi korban setelah terjadi bencana.
“Kegiatan ini dilaksanakan dengan tujuan agar masyarakat bisa memahami situasi dan cara penyelamatan diri saat ada bencana, dan menyelamatkan korban yang butuh bantuan setelah terjadi bencana,” ucap Dennie.
Menurutnya, momen saat ini bagi pemerintah desa dan masyarakat, untuk lebih memahami situasi jika terjadi bencana, dan bisa mengurangi resiko bencana, dan peserta yang mengikuti kegiatan mendapat sertipikat.
Sementara Hukum Tua Desa Lopana Benyamin Polii mengatakan, pihaknya sengaja bekerjasama dengan Yayasan Bumi Tangguh keran profesionl dalan penanganan beberap bencana.
“Dengan pengalama itu, dapat memberi pemahaman pemahaman kepada masyarakat di sini, bagaimana cara menghadapi situasi jika terjadi bencana,” kata Benyamin Polii.
Robby | GL