BOLMUT, SULAWESION.COM- Desa Voa’a, Kecamatan Bintauna, Kabupaten Bolaang Mongondow Utara (Bolmut) Provinsi Sulawesi Utara (Sulut) meraih penghargaan tingkat nasional dalam menangani stunting, Selasa 12 Desember 2023.
Desa Voa’a sendiri menerima penghargaan kategori dedikasi dan komitmen mewujudkan Desa Bebas Stunting (De’Best) di 1000 Hari Pertama Kehidupan (HPK).
Penghargaan sendiri diserahkan langsung oleh kepala BKKBN RI, Hasto Wardoyo dan diterima oleh kepala desa Voa’a Yuniman Kantohe, pada acara gebyar BKB untuk 1000 HPK di Auditorium BKKBN, Jakarta Timur.
Diketahui kepala Desa Voa’a, Yuniman Kantohe sebelumnya menjelaskan beberapa inovasi yang telah dilakukan di desanya Voa’a antara lain.
Ayah jagai bunda (Ajaib) yang merupakan inovasi bagaimana seorang suami selalu siaga kepada istrinya, memberikan pendampingan pengasuhan mulai dari rumah menyiapkan susu, menyiapkan keperluan mandi, mengantarkan ke posyandu dan membawa ke puskesmas.
Inovasi selanjutnya adalah kepala dusun memberikan penyuluhan yang merupakan suatu pelaksanaan edukasi dilaksanakan oleh kepala dusun Desa Voa’a salah satunya adalah pelaksanaan sosialisasi 1000 HPK kerjasama dengan kader dan PLKB desa.
Kemudian inovasi Jumat pagi bersihkan lingkungan anda (Jumpa Berlian) merupakan upaya yang dilakukan oleh masyarakat desa Voa’a dalam membersihkan lingkungan.
Inovasi beri dua ribu cegah stunting (BERBUAT) adalah untuk mengumpulkan dana dari keikhlasan pemerintah desa dan pelaku usaha serta ASN, yang nantinya dana terkumpul akan digunakan untuk ibu hamil. Mencegah bayi lahir stunting. Dan menambah biaya persalinan di luar tanggungan BPJS.
Inovasi lainnya adalah Mari Atasi Stunting dengan Pangan Lokal (MARI SMOKOL) kegiatan ini untuk memberdayakan dan melaksanakan edukasi kepada masyarakat untuk menggunakan atau mengkonsumsi pangan lokal, tujuannya untuk perbaikan gizi seimbang pada ibu hamil.
Sebelumnya Kepala Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) RI Hasto Wardoyo
mengatakan keberhasilan percepatan penurunan stunting sangat tergantung dari langkah-langkah yang dilakukan aparatur desa.
“Sangat ditentukan oleh desa oleh karena itu saya mengimbau kepada seluruh desa tentunya bisa mengikuti program Bina Keluarga Balita (BKB) dan juga menghidupkan kembali posyandu yang tentu di dalamnya ada kegiatan BKB dan juga selalu menjalankan program secara holistik dan terintegrasi, inovasi inovasi yang ada itu sangat di butuhkan dan penting sekali, kita tau bahwa sebetulnya tugas kepala desa itu adalah mengurus warga menyejahterakan rakyat dan juga memperhatikan kualitas SDM,” ujar dr. Hasto.
Dokter Hasto berpesan agar komitmen-komitmen dibangun dari Pusat agar kepala desa, lurah semangat untuk melakukan kegiatan terbaik dalam rangka percepatan penurunan stunting.
“Kemudian juga bagaimana Air Susu Ibu (ASI) ekslusif harus di perhatikan betul pada balita terutama pada bayi umur 6 bulan dan juga makanan tambahan atau makanan pendamping asi dan tambahan makanan untuk ibu hamil itu hal hal yg penting yg harus di perhatikan,” jelas dr. Hasto.
Penghargaan yang diterima oleh desa Voa’a mendapat apresiasi dari Penjabat (Pj) Bupati Bolmut Sirajudin Lasena yang berkomitmen penuh atas penurunan stunting di Kabupaten Bolmut. ***