Foto bersama Walikota Bitung Ir Maurits Mantiri, MM bersama peserta FGD. (Fto/Ist)
BITUNG, SULAWESION.COM — Walikota Bitung Ir Maurits Mantiri, MM buka Forum Group Diskusi tentang Peningkatan Kualitas Data Statistik Harga 2023 di Fave HXotel Bitung, Rabu (20/12/2023) kemarin.
Dalam diskusi itu juga menghadirkan pihak Dinas Pekerjaan Umum dan Tata Ruang Kota Bitung, Persatuan Wartawan Indonesia Sulut, Dinas Kominfo Bitung, Dinas Perijinan serta pihak Kontraktor.
Dalam Sambutannya, Walikota Bitung menegaskan jika saat ini Pemkot Bitung terus focus mengumpulkan data dari Dinas, Badan, Kecamatan sampai Kelurahan.
“Ini akan diintegrasikan ke dalam satu aplikasi agar siapapun bisa mengetahui persoalan data di kota Bitung. Tak hanya itu pemerintah sendiri tak akan salah bertindak jika semua data sudah ada,” ungkapnya.
Walikota dengan masa tugas hanya 3 tahunan ini mengatakan, jika kadang dirinya harus marah karena adanya pimpinan dinas yang suka menyimpan ataupun menyembunyikan data.
“Saya dari tidak tau Marah sampai tau marah hanya karena ada data yang disimpan, malahan ada datanya hanya mengunakan tulisan tangan,” katanya.
Dilanjutkan Walikota, jika perubahan demi perubahan soal data saat ini sudah bisa dimaksimalkan.
“Syukurlah, meski sedikit lambat tapi semuanya mulai teratasi. Ini karena baru di pemerintahan kami data menjadi sesuatu yang sakral. Sehingga setiap kepala instansi dalam sambutannya harus menyertakan data ” kata Mantiri.
Sementara itu, kepala BPS Bitung Simon Remiasa mengatakan jika pihaknya sangat terbantu dengan pemerintah kota Bitung yang mengandalkan data dalam setiap pengambilan keputusannya.
“Bitung adalah kota yang mencintai data sehingga kami dalam bekerja merasakan manfaatnya,” kata Simon.
Simon sendiri membeberkan jika Progres Survei Statistik Harga Tahun 2023 ini, Pemkot Bitung sudah terealisasi hingga 100 persen untuk SHPB.
Sementara dalam FGD tersebut terpapar kelayakan harga satuan di bidang Kontruksi yang nantinya tinggal menyesuaikan dengan daerah tempat pelaksanaan proyek, yang mengacu pada Kota Makasar.
“Kota Makasar menjadi tempat acuan kualitas harga di Sulawesi Utara,” tukasnya.