SITARO, SULAWESION.COM – Sebuah pesawat milik maskapai Sam Air mendarat perdana di Bandara Taman Bung Karno di Kabupaten Kepulauan Sitaro, Provinsi Sulawesi Utara, Senin (19/2/2024).
Pendaratan pesawat ini menjadi tanda dimulainya pengoperasian Bandara Taman Bung Karno setelah rampung dibangun pada 2021 silam.
Pesawat tipe twin otter DHC 6-300 berkapasitas 19 seat mendarat sekira pukul 08.30 Wita, setelah terbang dari Bandara Sam Ratulangi Manado pukul 07.46 Wita.
Dalam penerbangan perdana tersebut, pesawat berkapasitas 20 kursi itu membawa 15 orang penumpang yang terdiri dari pejabat Kementerian Perhubungan, pejabat Bandara Djalaluddin Gorontalo dan pejabat pemerintah daerah.
Para penumpang yang didominasi pejabat Kemenhub dan Pemkab Sitaro itu disambut secara adat di Bandara Taman Bung Karno Kabupaten Kepulauan Sitaro.
Nampak dalam penjemputan itu, salah satu petuah menggelar prosesi adat di area bandara untuk mengawali pengoperasian yang pembangunannya menelan anggaran ratusan miliar rupiah itu.
Berdasarkan jadwal penerbangan yang ada, pesawat Sam Air yang masuk dalam kategori angkutan udara perintis itu bakal melayani rute penerbangan Manado menuju daerah Nusa Utara.
Mulai dari Sam Ratulangi-Siau, Siau-Naha, Naha-Siau dan Siau-Sam Ratulangi serta Bandara Melonguane dan Miangas.
Kasubdit Angkutan Udara Niaga Tidak Berjadwal Direktorat Perhubungan Laut Kementerian Perhubungan Abdul Haris mengatakan angkutan udara perintis ini merupakan wujud kehadiran negara bagi masyarakat, khususnya yang ada di wilayah perbatasan dan kepulauan.
“Sebagai wujud pelayan Kementerian Perhubungan terhadap masyarakat, khususunya di daerah tertinggal, terluar, terdepan dan perbatasan,” kata Haris.
Angkutan udara perintis ini dibuat untuk menghubungkan daerah terpencil yang rutin menggunakan moda transportasi laut.
“Harapannya dengan angkutan darat ini sudah dapat membantu terbangunnya konektivitas layanan dari sisi waktu,” kuncinya.
Dia bilang, angkutan udara perintis ini bisa menjadi pintu masuk bagi maskapai udara besar untuk membuka layanan penerbangan domestik.
Untuk dapat memenuhi harapan dimaksud, Haris mengajak semua pihak khususnya pemerintah daerah dan masyarakat untuk bisa menjaga tingkat keterisian di pesawat perintis tersebut.
“Kita mohon dukungan dari semua masyarakat dan pemerintah daerah untuk tingkat keterisiannya,” kata Haris.
“Jadi harapannya nanti, ini (penerbangan) akan jadi perangsang adanya penerbangan domestik di Sitaro. Kalau ini bisa terjaga, besar kemungkinan akan ada maskapai swasta ke depan,” lanjutnya.
Dalam pengoperasian penerbangan perintis ini, Haris bilang akan ada pembagian kuota keterisian kursi pesawat dari masing-masing daerah di wilayah Nusa Utara.
“Untuk pembagiannya akan diatur wilayah masing-masing, kebijakan dari teman-teman di daerah,” ujarnya.
Penjabat Bupati Sitaro Joi Oroh yang ikut serta dalam penerbangan perdana itu menyatakan rasa bangga sekaligus syukurnya atas dioperasikannya Bandara Taman Bung Karno itu.
“Ini sebuah langkah maju bagi daerah kita. Saya bangga dan senang akhirnya bandara ini bisa beroperasi. Mari sama-sama kita jaga tingkat keterisian di setiap penerbangan,” ajak Oroh.