SITARO, SULAWESION.COM – Bandara Taman Bung Karno di Kepulauan Sitaro resmi beroperasi sejak Senin 19 Februari 2024 kemarin.
Pengoperasian bandara yang rampung dibangun sejak 2021 silam ini ditandai dengan mendaratnya sebuah pesawat milik Sam Air.
Dimana pesawat tersebut merupakan angkutan udara perintis yang disiapkan pemerintah pusat melalui Kementerian Perhubungan RI.
Hal ini pun disambut gembira banyak pihak tak terkecuali masyarakat dari berbagai kalangan.
Mereka menilai pengoperasian Bandara Taman Bung Karno ini sebagai satu langkah maju bagi daerah berjuluk Negeri 47 Pulau itu.
Glen Walelangi, salah satu warga Kelurahan Tarorane Kecamatan Siau Timur mengungkapkan rasa bangganya terhadap pengoperasian Bandara Taman Bung Karno di Sitaro.
“Tentunya saya bangga. Ini merupakan satu kemajuan di Sitaro,” ungkap Glen kepada media ini, Selasa (20/2/2024).
Meski frekuensi penerbangan masih terbilang minim yakni hanya sekali dalam sepekan, namun ia bersyukur sudah ada pesawat yang melayani rute penerbangan dari dan menuju Bandara Taman Bung Karno.
“Penantian masyarakat akan hadirnya pesawat di Sitaro ini sudah cukup lama, makanya sudah bagus ada pesawat yang melayani penerbangan ke sini,” lanjutnya.
Senada dengan itu, Novri Matahari, warga Kelurahan Tarorane Siau Timur juga menyatakan rasa bangganya terhadap pengoperasian Bandara Taman Bung Karno.
“Paling tidak ini bisa menjawab keraguan banyak orang akan hadirnya penerbangan dari dan menuju Siau. Makanya kita patut bersyukur dengan adanya pesawat perintis ini,” ujar Novri.
Sebelumnya, pesawat Sam Air melakukan penerbangan perdana dari Bandara Sam Ratulangi Manado menuju Bandara Taman Bung Karno Siau Kabupaten Kepulauan Sitaro.
Penerbangan perdana itu dilepas langsung Wakil Gubernur Sulawesi Utara Steven Kandouw dari Bandara Internasional Sam Ratulangi Manado.
Pesawat jenis tipe twin otter DHC 6-300 lepas landas dari Bandara Sam Ratulangi sekira pukul 07.46 Wita dan mendarat di Bandara Taman Bung Karno Siau pada pukul 08.30 Wita.
Dalam pesawat berkapasitas 20 kursi itu terdapat 15 orang penumpang yang terdiri dari pejabat Kementerian Perhubungan, pejabat Bandara Djalaluddin Gorontalo, pejabat pemerintah daerah serta beberapa crew dan petugas teknisi.