SITARO, SULAWESION.COM – Bandara Taman Bung Karno di Kabupaten Kepulauan Siau Tagulandang Biaro (Sitaro), Provinsi Sulawesi Utara resmi mulai beroperasi sejak awal pekan lalu.
Hal ini ditandai dengan adanya penerbangan pesawat perintis dari dan menuju Kabupaten Kepulauan Sitaro selang dua minggu terakhir ini.
Khusus di penerbangan kedua pesawat milik maskapai Sam Air pada awal pekan ini, Ketua DPRD Sitaro Djon Janis masuk dalam daftar penumpang rute Sam Ratulangi Manado menuju Taman Bung Karno Siau.
Lewat akun media sosialnya, Bendahara DPC PDI Perjuangan Kabupaten Sitaro ini mengajak seluruh masyarakat untuk menikmati moda transportasi udara dari dan menuju Sitaro.
Peraih suara terbanyak dalam Pemilu 2019 silam di Sitaro itu juga menceritakan pengalamannya menaiki pesawat jenis Twin Otter DHC 6-300.
“Mari kita terbang dengan pesawat Sam Air, baik dari Sitaro maupun sebaliknya. Cepat, aman dan nyaman,” tulis Janis dalam akun medsosnya, Senin (26/2/2024).
Dia merunut, waktu tempuh penerbangan dari Bandara Sam Ratulangi Manado menuju Bandara Taman Bung Karno Siau kurang lebih 32 menit.
“Harga tiket juga dijamin sangat terjangkau. Dari Manado ke Siau hanya Rp300an ribu. Dari Siau ke Manado hanya Rp200an ribu,” lanjutnya.
“Untuk sekarang penerbangan satu minggu satu kali, setiap hari Senin. Dari Bandara Sam Ratulangi jam 06.30 pagi. Dari Taman Bung Karno jam 16.30 sore,” urainya.
Dalam unggahannya, Djon Janis nampak satu pesawat bersama Penjabat Bupati Sitaro Joi Oroh, Kapolres AKBP Iwan Permadi dan beberapa pejabat lain di lingkungan Pemkab.
Sebelumnya Kasubdit Angkutan Udara Niaga Tidak Berjadwal Direktorat Perhubungan Udara Kementerian Perhubungan Abdul Haris berharap angkutan udara perintis ini bisa menjadi pintu masuk bagi maskapai udara besar untuk membuka layanan penerbangan domestik.
Untuk dapat memenuhi harapan dimaksud, Haris mengajak semua pihak khususnya pemerintah daerah dan masyarakat untuk bisa menjaga tingkat keterisian di pesawat perintis tersebut.
“Kita mohon dukungan dari semua masyarakat dan pemerintah daerah untuk tingkat keterisiannya,” ajak Haris.
“Jadi harapannya nanti, ini (penerbangan) akan jadi perangsang adanya penerbangan domestik di Sitaro. Kalau ini bisa terjaga besar kemungkinan akan ada maskapai swasta ke depan,” pungkasnya.