Kapal Kantor Bea Cukai Bitung Evakuasi 346 Pengungsi Asal Tagulandang

Proses evakuasi kloter kedua 103 pengungsi dampak erupsi Gunung Ruang asal Tagulandang saat berlabuh di Dermaga Satrol menggunakan Kapal Kantor Bea Cukai Bitung jenis BC 60002, Jumat 3 Mei 2024. (Foto: Adi Sururama)

SITARO, SULAWESION.COM – Sebanyak 346 pengungsi asal Kecamatan Tagulandang, Kabupaten Kepulauan Sitaro, Provinsi Sulawesi Utara berhasil diangkut Kapal Kantor Bea Cukai Bitung jenis BC 60002.

Pengangkutan 346 pengungsi asal Tagulandang dilakukan selama dua tahap, pertama pada Selasa (30/4/2024) sebanyak 243 jiwa dan Jumat (3/4/2024) 103 jiwa.

Bacaan Lainnya

103 pengungsi yang diangkut pada Jumat sore tadi, akan dilabuhkan di Dermaga Satrol, kemudian akan dibawa ke Balai Latihan Kerja (BLK) Kota Bitung.

Kantor Bea Cukai Bitung pun telah bekerja sama dengan otoritas terkait dalam hal ini TNI Angkatan Laut, petugas kesehatan, tim evakuasi darat dan pemerintah setempat untuk melakukan penjemputan serta penanganan sesuai prosedur yang sudah ditentukan.

Kepala Kantor Bea Cukai Bitung Firman Bunyamin mengungkapkan selama proses evakuasi menuju Bitung pihaknya mengutamakan pelayanan prima. Terlebih para pengungsi baru saja menghadapi situasi yang kemungkinan besar mengganggu psikologi mereka.

“Memang kami sangat konsen terhadap keselamatan yang utama perempuan, anak-anak dan lansia, sehingga kami memilah-milah yang kategori tadi kami masukan terlebih dahulu, bahkan kami masukan ke dalam ruangan yang lebih nyaman. Pada saat evakuasi kami buat se nyaman mungkin, kita buat mereka se happy mungkin,” ungkap Bunyamin kepada sejumlah awak media.

Ia mengaku bahwa proses evakuasi yang menggunakan kapal jenis BC 60002 belum bisa dipastikan akan sampai kapan, hal ini akan disesuaikan dengan instruksi.

Pasca erupsi kembali Gunung Api Ruang pada Kamis (30/4/2024) subuh, tegas Bunyamin, pihaknya setiap hari telah standby dalam kurun waktu 24 jam, bahkan full selama seminggu.

“Kami standby 24 jam 7 hari seminggu. Jadi kapanpun kami ada perintah, ada instruksi kami bergerak,” tegasnya.

“Untuk kondisi emergency seperti ini kita tidak bisa men-set waktu kapan sampai kapan, tapi situasilah yang akan menentukan kami kapan akan berhenti,” kuncinya.

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *