BUTON TENGAH – Penjabat (Pj) Bupati Buton Tengah, Andi Muhammad Yusuf yang menghadiri Festival Kande-kandea Tolandona, Kecamatan Sangia Wambulu, mengajak masyarakat untuk tetap melestarikan budaya. Hal ini dikarenakan, untuk menghindari tradisi dan kebudayaan jangan sampai tergerus oleh arus liar yang tidak jelas muaranya.
Pj Bupati Buton Tengah, Andi Muhammad Yusuf mengatakan, pelaksanaan Kande-kandea merupakan wahana pelestarian kebudayaan yang perlu di wariskan dan diajarkan kepada generasi berikutnya. Sebab, dengan semakin dikenalnya keanekaragaman budaya maka akan mendorong rasa cinta dan rasa memiliki oleh generasi selanjutnya.
“Mari kita jaga dan pelihara nilai-nilai tradisi kearifan lokal, terus berjuang untuk mempertahankan tradisi dan kebudayaan kita jangan sampai tergerus oleh arus liar yang tidak jelas muaranya, ” tuturnya saat memberikan sambutan pada acara festival kande-kandea Tolandona, Sabtu (20/4/2024).
Andi menjelaskan, Festival budaya Kande-kandea Tolandona ini mulai di perkenalkan pada pada tahun 1597 pada saat kepemimpinan Sultan Buton ke IV Dayanu Ikhsanuddin dan Iman Masjid Agung Keraton Buton Sangia Wambulu.
Semula, Lanjut Andi, event ini bertujuan untuk menyambut dan merayakan kemenangan kesatria yang bertugas menjaga keutuhan wilayah Kesultanan Buton, yakni Para kesatria tersebut mendapat pelayanan khusus dari kesultanan Buton berupa makan dengan cara unik ala kesatria Buton yang disebut kande tompa, yang disuapi oleh para putri keraton.
“kemudian menjadi event tahunan yang perayaannya di kemas sejalan dengan nilai ajaran islam, yakni seminggu setelah Hari Raya Idul Fitri dengan tujuan sebagai ajang silaturahmi dan ungkapan rasa syuku terhadap karunia Allah SWT kepada masyarakat dalam berbagai aspek kehidupan,” jelasnya
Pekande-kandea ini, sambung Orang nomor satunya Buteng ini, di perkenalkan pada pada tahun 1597 pada saat kepemimpinan Sultan Buton ke IV Dayanu Ikhsanuddin dan Iman Masjid Agung Keraton Buton Sangia Wambulu, yang hingga saat ini tradisi tersebut masih terpelihara dengan baik.
“Pekande-kandea ini memiliki makna yang mendalam. Memberikan pesan sosial yang senantiasa harus dijaga, dimana tradisi membuahkan kekokohan dan kekerabatan, jalin silaturahmi serta terpeliharanya kekeluargaan masyarakat Tolandona dan masyarakat lainnya,” jelasnya
Oleh karena itu, Pungkas Pejabat Teras Kementerian ini, pelaksanaan Kande-kandea merupakan wahana pelestarian kebudayaan yang perlu di wariskan dan diajarkan kepada generasi berikutnya, karena dengan semakin dikenalnya keanekaragaman budaya maka akan mendorong rasa cinta dan rasa memiliki oleh generasi selanjutnya.
“Saya berharap, mari kita jaga dan pelihara nilai-nilai tradisi kearifan lokal, terus berjuang untuk mempertahankan tradisi dan kebudayaan kita, karena nilai-nilai yang terkandung dalam tradisi Kande-kandea dapat dijadikan sebagai pedoman bagi kehidupan masyarakat dalam membangun dan mengisi pembangunan di Buton Tengah.” Pungkasnya (ADV)