Lahan Sawah Berkurang, Penduduk Bertambah, Bagaimana Masa Depan Pertanian Bolmut?

Tampak lahan sawah di Kabupaten Bolmut. (Foto Fandri Mamonto)

BOLMUT,SULAWESION.COM- Sektor pertanian menjadi penyumbang ekonomi terbesar bagi suatu daerah, hal yang sama terjadi di Kabupaten Bolaang Mongondow Utara (Bolmut).

Penjabat (Pj) Bupati Bolaang Mongondow Utara (Bolmut) Sirajudin Lasena mengatakan Bolmut bisa eksis berproses karena sumbangan dari sektor pertanian.

“Hal ini bisa dilihat dari data Produk Domestik Regional Bruto (PDRB), faktanya, sektor pertanian jadi penyumbang ekonomi terbesar,” kata Sirajudin Lasena
saat menyerahkan bantuan Alsintan di Desa Paku Selatan kepada para petani di Selasa 7 Mei 2024.

Lasena menuturkan jika maju sektor pertanian, maka Bolmut akan maju, pemajuan produksi sektor pertanian ini ada beberapa aspek yang harus diperhatikan.

Dimana pemupukan yang baik, pemilihan benih unggul, pengairan yang cukup, penyiapan lahan, dan penyuluhan kepada para petani.

Menariknya, Sirajudin Lasena mengungkapkan fakta saat ini lahan pertanian itu tak pernah bertambah.

“Tapi jumlah populasi penduduk terus bertambah,”katanya.

Saat ini, kata Pj Bupati Pemerintah Daerah telah mengadakan MoU dengan Institut Pertanian Bogor (IPB). Kerjasama ini dalam rangka bagaimana produksi pertanian Bolmut meningkat.

Kepala bidang prasarana, sarana dan penyuluh dinas pertanian Bolmut Syarifuddin mengatakan saat ini berdasarkan kajian teknis lahan pertanian pangan berkelanjutan tahun 2023 luas areal persawahan berdasarkan atribut sebaran irigasi mencapai 4.475 Hektar (Ha).

“Luas areal persawahan tersebut terdiri dari irigasi teknis, irigasi non teknis dan non irigasi,”ungkapnya.

Saat ditanya tentang bagaimana keberadaan luas lahan sawah di Bolmut. Dirinya menuturkan saat ini lahan sawah di Bolmut berkurang. Hal tersebut tidak bisa dipungkiri, salah satunya akibat dari pembangunan.

“Misalnya pembangunan jalan, rumah. Dan bangunan lainnya,”ujarnya.

Selain itu ada program cetak sawah beberapa waktu lalu. Tapi telah menjadi tambak perikanan. Karena lahan tersebut tidak cocok dengan pertanian.

Diketahui Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Bolaang Mongondow Utara (Bolmut) sedang menseriusi potensi pertanian di daerah yang berbatasan dengan provinsi Gorontalo ini.

Keseriusan ini tidak main-main, bahkan tim ahli dari Institut Pertanian Bogor (IPB) didatangkan dalam melakukan kajian riset sektor pertanian di Kabupaten Bolmut.

Tahun ini bertepatan dengan Pilkada Bolmut pemerintah daerah terus memecahkan dan mencari solusi terkait persoalan pada sektor pertanian dari hulu sampi hilir.

Hal ini sangat penting, walaupun bertepatan dengan gejolak politik daerah. Diharapkan pemerintah daerah harus menseriusi sektor pertanian yang menjadi penyumbang ekonomi daerah.

Menariknya pada paparan seminar laporan antara kajian potensi dan perwilayahan komiditas pertanian Kabupaten Bolmut sejumlah masalah pertanian mengemuka pada Kamis 16 Mei 2024 yang digelar di aula Bapelitbang.

Dari persoalan kondisi lahan pertanian, bibit hingga pupuk yang masih dikeluhkan petani. Selanjutnya produksi beras dan jagung yang masih perlu ditingkatkan. Harga jual hasil pertanian yang harus memihak petani. Ada juga keberadaan BUMD. Hingga kebutuhan alat-alat pertanian.

Bukan hanya itu, salah satu petani dalam diskusi tersebut berharap keberadaan penyuluh pertanian dapat membantu petani yang ada di Bolmut.

Hal ini bukan tanpa alasan, dirinya berharap peran dari penyuluh petani sangatlah penting.

Tim ahli dari IPB, Dr Mujio yang merupakan ahli pengembangan wilayah mengatakan sektor pertanian Bolmut membidik pasar mana.
Pasar lokal atau ekspor. Sehingga ia mengingatkan pentingnya kebijakan dan kelembagaan.

Ketua tim ahli ini dalam paparannya menyampaikan perencanaan penggunaan lahan sangatlah penting. Agar membantu evaluasi lahan saat ini dan yang akan datang.

“Selanjutnya menghindari konflik kepentingan penggunaan lahan. Mengoptimalkan pemanfaatan lahan. Mengurangi resiko penggunaan lahan,”ujarnya.

Dirinyapun menambahkan bagaimana manfaat perwilayahan komoditas agar mencegah over produksi dan mencegah daya saing. Selanjutnya mencegah terjadinya kerusakan lingkungan.

“Mengembangkan komoditas sesuai dengan potensi wilayahnya. Memudahkan pembinaan bagi instasi terkait. Meningkatkan ekonomi wilayah atau kesejahteraan petani,”kata Mujio.

Selain itu bagaimana menunjang revitalisasi pertanian. Agar mengurangi kemiskinan, pegangguran. Dapat meningkatkan pertumbuhan ekonomi makro. Peningkatan investasi dan ekspor. Hingga pertumbuhan bidang-bidang ekonomi utama.

Sementara itu, Sekda Bolmut Jusnan C. Mokoginta dalam kegiatan FGD tersebut menyampaikan sebagai syarat keberhasilan pembangunan pertanian diantaranya adalah dengan menyelesaikan berbagai permasalahan.

“Diantaranya produktivitas, efisiensi usaha, konversi lahan pertanian, keterbatasan sarana dan prasarana, serta terbatasnya modal dan infrastruktur pertanian,”ungkapnya.

Dinas Ketahanan Pangan (DKP) dalam laporannya menyampaikan dengan menggunakan prognosa perkiraan atau analisa untuk mengukur ketersedian kebutuhan atau konsumsi pangan dalam satu daerah pada setiap waktu.

Dimana skor pola konsumsi pangan berdasarkan ketetapan data survei ekonomi nasional dan data badan pangan nasional.

Skornya adalah 321,6 gram/kapita/hari dikali dengan jumlah penduduk. Data itu sudah dihitung dengan konsumsi warga Bolmut diluar rumah. Misalnya menghadiri acara makan di pesta pernikahan. Atau makan di rumah makan.

Jika mengacu data BPS terkini jumlah penduduk Bolmut 87.197 pada tahun 2024. Maka kebutuhan beras Bolmut mencapai sekitar 28 ton per hari.

Ini jika kita menghitung juga penduduk yang berusia dari 0-4 tahun yang mencapai 7.122 penduduk. Jika usia bayi beberapa bulan tidak dihitung artinya belum mengkonsumsi beras maka bisa saja kebutuhan beras berkurang dari angka 28 ton per hari.

Selanjutnya kebutuhan beras per bulan jika per hari 28 ton. Maka setiap bulan membutuhkan 841 ton. Dan bisa mencapai 10.095 ton per tahun.

Sementara itu data BPS pada tahun 2022 produksi beras Bolmut ada diangka 11.548 ton. Produksi ini turun dibandingkan pada tahun 2020 yang mencapai 15.630 ton. Walau begitu naik dibandingkan 2021 yang produksi berasnya mencapai 9895 ton.

Pada 2018 produksi beras mencapai 12.926 ton dan 2019 ada diangka 14.122 ton.

Berikut Luas Areal Sawah Berdasarkan Atribut Sebaran Irigasi Kecamatan di Bolmut Tahun 2023.

Bintauna 1.207 Ha
Bolangitang Barat 590 Ha
Bolangitang Timur 266 Ha
Kaidipang 491 Ha
Pinogaluman 646 Ha
Sangkub 1.273 Ha

Sumber Dinas Pertanian Bolmut

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *