BOLMUT, SULAWESION.COM – Komitmen Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Bolaang Mongondow Utara (Bolmut) dalam mewujudkan program pendidikan anti korupsi melalui kurikulum di sekolah tidaklah main-main.
Buktinya, Kamis (23/5/2024), adanya penandatangan prasasti kurikulum muatan lokal pendidikan anti korupsi pada satuan pendidikan SD dan SMP di Kabupaten Bolmut oleh Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) RI dalam hal ini oleh Kasatgas Korsup wilayah IV KPK RI Andy Purwana dan Kepala Sekretariat Kedeputian Bidang Pendidikan dan Peran serta Masyarakat Guntur Kusmeiyano.
Kegiatan juga diisi dengan ceramah tentang pentingnya pendidikan anti korupsi dari Guntur Kusmeiyano kepada perwakilan kepala sekolah, guru, siswa SMP dan SD di Aula Kantor Bapelitbang Bolmut.
Dalam mewujudkan pendidikan anti korupsi di sekolah para guru dapat memberikan pelatihan kepada siswa melalui kantin kejujuran.
Selanjutnya, siswa berlatih melalui kotak kejujuran. Berlatih mengoreksi sendiri tugas dan latihan.
Siswa berlatih mengidentifikasi karakter jujur, sekolah memberikan ekstrakurikuler khusus, siswa dan guru memahami manfaat kejujuran dan disiplin.
Sebelumnya juga, Kepala Satuan Tugas (Kasatgas) Pendidikan Dini, Dasar, dan Menengah dari Direktorat Jejaring Pendidikan KPK Bariroh Barid mengatakan pendidikan anti korupsi harus ditanamkan sejak dini dan disesuaikan dengan perkembangan kognitif anak.
“Pendidikan anti korupsi tidak hanya sebatas mengajarkan pengetahuan tentang korupsi tetapi juga menanamkan nilai-nilai anti korupsi yaitu jujur, mandiri, tanggung jawab, berani, sederhana, peduli, disiplin, adil, kerja keras,” kata Bariroh dilansir dari laman KPK RI.
Penanaman karakter ini tentunya harus dibarengi dengan pengenalan jenis-jenis korupsi serta dampaknya yang dapat merusak bangsa dan negara. Hal ini bertujuan agar siswa lebih memahami bahaya korupsi dan tergerak untuk melawannya.
Pendidikan tersebut merupakan kunci penting dalam mencegah korupsi di masa depan. Dengan menanamkan nilai-nilai anti korupsi sejak dini, generasi muda diharapkan dapat membangun bangsa yang lebih bersih dan bermartabat.
Pendidikan anti korupsi mungkin tidak langsung terlihat hasilnya, butuh keberlanjutan dan kerja sama semua pihak agar di masa depan budaya anti korupsi semakin kuat.
“Yang diharapkan itu yang penting mereka tahu dulu, kemudian mereka bisa, sampai akhirnya terbiasa dengan nilai anti korupsi yang diajarkan,” katanya.