BITUNG, SULAWESION.COM – Walikota Bitung Maurits Mantiri menyatakan Idul Adha memiliki nilai penting yang akan selalu relevan dalam kehidupan di masa kapanpun.
“Momentum Idul Adha memberikan pelajaran bagi kita semua tentang keyakinan dan keteguhan,” kata Walikota Bitung Maurits Mantiri dalam sambutanya sebelum Sholat Idul Adha yang di gelar PHBI di Kelurahan Bitung Timur, Kecamatan Maesa, Senin (17/6/2024).
Peristiwa puluhan ribu tahun lalu itu, kata Walikota, memiliki nilai-nilai relevan dalam menjalani kehidupan saat ini.
“Peringatan hari raya Idul Adha mengajak kita semua untuk senantiasa bercermin bahwa, eleminasi egoisme manusia atas kepemilikan diri dan kelompok serta keteguhan merupakan modal utama yang harus ditumbuhkan dalam rangka menghadapi berbagai persoalan kehidupan di era globalisasi,” katanya.
Dikesempatan Idul Adha ini juga, Maurits Mantiri mengajak kepada masyarakat Kota Bitung agar selalu meneguhkan sikap dan berupaya menyempurnakan jadi diri sebagai manusia yang menjaga hubungan vertikal dengan Tuhan dan hubungan horizontal sesama manusia.
“Hikmah dari ibadah kurban ini adalah didasarkan atas keikhlasan memberikan atau melepaskan sesuatu yang dimiliki sebagai wujud ketakwaan pada Tuhan,” jelasnya.
Baca juga: Maurits Mantiri Serahkan Sapi Kurban Seberat 1 Ton
Hakikatnya, kata dia, semua yang dimiliki meliputi harta, pangkat, derajat, keluarga, kerabat bahkan diri sendiri merupakan titipan dari Tuhan yang harus rela dilepaskan ketika diminta.
“Ibadah kurban memiliki nilai ketakwaan mendalam, peristiwa Nabi Ibrahim mengorbankan anaknya Nabi Ismail untuk menaati perintah Tuhan hendaknya menjadi pelajaran bagi kita semua bahwa ibadah kurban merupakan ujian dan untuk keimanan dan ketakwaan,” katanya.
Pada kesempatan ini, Walikota Bitung juga meminta doa agar warga Kota Bitung yang tengah menjalankan ibadah haji di Tanah Suci Makkah diberikan kesehatan dan menjadi haji mabrur.
Sebagai pemerintah, tambahnya, ia merasa bangga melihat kerukunan dan kebersamaan yang terjalin selama ini.
“Di hari yang suci ini marilah kita sama-sama merenungkan makna pengorbanan. Bukan hanya dalam bentuk hewan kurban yang kita sembelih. Tapi juga dalam bentuk pengorbanan pribadi kita semua untuk kepentingan masyarakat dan pembangunan kota Bitung,” tukasnya.