SULUT, SULAWESION.COM- Berdasarkan hasil observasi dan monitoring Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG), wilayah Sulawesi Utara menjadi salah satu provinsi di Indonesia yang memiliki kerentanan terhadap bencana gempa bumi.
Hal ini disebabkan wilayah tersebut berada di zona subduksi dobel di Laut Maluku dan Sulawesi Utara. Kepala Pusat Gempa bumi dan Tsunami BMKG Daryono mengungkapkan di daratan Sulawesi Utara juga terdapat sumber gempa potensial.
“Karena adanya sesar atau patahan Manado, Amurang, Bolmong dan Gorontalo,” ungkapnya dilansir dari situs resmi BMKG.
Menurutnya di darat dan laut wilayah Sulawesi Utara rawan terhadap gempa bumi dan adanya potensi gempa bumi di zona megathrust.
“Aktivitas gempa bumi di Sulut tampak cukup tinggi akibat aktivitas subduksi Lempeng Sangihe dan Lempeng Sulawesi Utara,” ujar Daryono.
Lebih lanjut, sejarah gempa bumi kuat di Sulawesi Utara selain menimbulkan kerusakan bangunan, juga memicu terjadinya tsunami.
Di Sulawesi Utara telah terjadi lebih dari 45 kali gempa merusak dan lebih dari 24 kali tsunami. Seluruh wilayah pesisir pantai termasuk Bitung merupakan daerah rawan tsunami.
Berdasarkan data tersebut, BMKG bergerak melakukan mitigasi salah satunya dengan mendirikan Indonesia Tsunami Early Warning System atau InaTEWS.
Pun, peralatan operasional penunjang bencana gempa bumi di Sulawesi Utara saat ini adalah pemasangan Seismograf di 12 lokasi, Accelerograph di 18 lokasi, Intensitymeter di 15 lokasi, Lightning detector di 2 lokasi, Sirine tsunami di 2 lokasi dan WRS NG di 22 lokasi.
BMKG juga memberikan perhatian bagaimana masyarakat Sulawesi Utara bisa selamat dari bencana alam gempa bumi dan tsunami. Caranya adalah dengan menggelar Sekolah Lapang Gempabumi dan Tsunami (SLG) di Bitung pada 2019, Likupang 2021, Minahasa Tenggara 2022, Bolmut 2023 dan Minahasa 2024.
“Wujudkan mitigasi tsunami agar kita selamat yaitu membuat peta bahaya, peta evakuasi, sosialisasi dan edukasi, struktur bangunan tahan tsunami, peringatan dini, moda diseminasi, rambu evakuasi, hutan pantai dan evakuasi mandiri,” lanjut Daryono.
Sebelumnya, BMKG Stasiun Geofisika Manado sudah menggelar SLG di Kabupaten Bolaang Mongondow Utara (Bolmut) pada 22 Agustus 2023.
Kordinator Bidang Data dan Informasi BMKG Stasiun Geofisika Manado Muhammad Zulkifli menjelaskan wilayah Bolmut dan sekitarnya secara tektonik merupakan kawasan rawan gempa dan tsunami akibat subduksi lempeng/megathtrust lempeng laut Sulawesi dan sesar aktif Amurang.
“Sehingga upaya mitigasi bencana struktural dan non struktural yang konkrit harus diwujudkan guna mengurangi risiko bencana gempa dan tsunami yang mungkin terjadi,” jelasnya.
Diketahui Kabupaten Bolmut sendiri memiliki garis patahan atau sesar Bolmong bersama dengan Kabupaten Bolsel.