Banjir Landa Desa Nunuka Bolmut, Ada Masalah Klasik?

Pemandangan banjir di SDN Nunukan, Bolmut yang dilanda banjir. (foto: FB)

BOLMUT, SULAWESION.COM- Desa Nunuka, Kecamatan Bolangitang Timur, Kabupaten Bolaang Mongondow Utara (Bolmut) dilanda banjir, Rabu 10 Juli 2024 sekitar pukul 15.00 WITA.

Hujan deras yang melanda Bolmut sejak siang hingga malam ini menyebabkan puluhan rumah di desa tersebut terendam banjir.

Bacaan Lainnya

Kepala desa Nunuka Hamsah Kohongia mengatakan selain hujan deras hari ini yang menyebabkan banjir.

“Sebenarnya masalah lain yang sering mengakibatkan banjir adalah karena keberadaan sungai yang semakin dangkal,”ungkapnya pada pukul 17.00 WITA.

Walau demikian dirinya menuturkan sebagian wilayah ada airnya cepat surut. Sebagian juga airnya baru akan naik.

Sementara itu, warga Nunuka saat memantau kondisi banjir menyebut hujan tampak dari hulu sambil menunjuk ke arah hutan.

Diketahui Kabupaten Bolmut akhir-akhir ini terus dilanda hujan baik intensitas rendah hingga tinggi. Padahal saat ini Bolmut disebut telah memasuki musim kemarau.

Bahkan BMKG memprediksi kemarau secara umun jatuh di Juni sampai Agustus 2024.

Kepala Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG), Dwikorita Karnawati mengatakan fenomena hujan deras di musim kemarau yang terjadi belakangan ini bukanlah anomali iklim.

“Kondisi tersebut adalah sesuatu yang normal dan wajar terjadi di Indonesia, mengingat letak geografis Indonesia yang berada diantara dua benua yaitu Australia dan Asia dan dua samudra yaitu Pasifik dan Hindia,”ujarnya dilansir dari laman BMKG.

Dirinya menjelaskan, meski berstatus musim kemarau, namun bukan berarti tidak turun hujan sama sekali. Musim kemarau sendiri, tidak terjadi secara bersamaan di Indonesia dan berlangsung dengan durasi yang berbeda antar wilayah.

Banyak faktor lain yang mempengaruhi keragaman iklim di Indonesia yaitu faktor global misalnya fenomena El Nino/La Nina, faktor regional misalnya Madden Julian Oscillation (MJO) dan menghangatnya suhu permukaan laut di sekitar Indonesia, dan faktor lokal misalnya adanya angin darat-angin laut.

“Sebuah kejadian cuaca, umumnya merupakan hasil interaksi dari berbagai faktor tersebut,”katanya. ***

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *