KOTAMOBAGU, SULAWESION.COM- Pemerintah Kota (Pemkot) Kotamobagu bersama BPS Kotamobagu, Forkopimda mengelar Rembuk Aksi Percepatan Penurunan Stunting tahun 2022.
Kegiatan tersebut dilaksanakan di Aula Rumah Dinas (Rudis) Walikota Kotamobagu, Jln Ahmad Yani No 2 Kotamobagu, Sulawesi Utara (Sulut), Selasa 23/8/2022.
Walikota Kotamobagu Ir Tatong Bara dalam sambutanya, mengucapkan terima kasih dan memberikan apresiasi, kepada pihak Badan Pusat Statistik (BPS) Kota Kotomobagu.
“Terimak kasih banyak dan apresiasi setinggi-tingginya kepada BPS Kota Kotamobagu, yang telah menandatangani Nota kesepakatan. Tentang sinegri penyediaan, pemanfataan dan pengembangan dan informasi pembangunan daerah satu data Kota Kotamobagu,” jelas Tatong Bara.
Lebih lanjut Tatong Bara mengatakan, dengan ditandatanganinya Nota kesepakatan ini, maka diharapkan dapat meningkatkan komitmen.
“Diharapkan akan dapat meningkatkan komitmen, kerja sama dan sinegri antara Pemerintah Kota Kotamobagu bersama BPS Kota Kotamobagu,” terangnya.
Dalam hal penyedian, menurutnya, pemanfaatan dan pengembangan data dan informasi pembangunan daerah satu data Kota Kotomobagu.
“Dalam rangka mewujudkan ketersedian data dan informasi statistik yang lengkap, akurat mutahir , konsisten dan berkesinambungan,” kata Tatong.
Menurutnya, Stunting adalah kondisi gagal tumbuh pada anak balita, akibat dari kekurangan gizi kronis terutama pada 1.000 hari pertama kehidupan, dimana hal ini te tunya sanggat mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan otak.
“Anak dengan kondisi stunting juga memiliki resiko yang lebih tinggi menderita penyakit kronis dimasa dewasanya. Bahkan, stunting dan kekurangan gizi pada balita juga berkontribusi pada berkuranganya dua hingga tiga persen pada produk Domestik Bruto setiap tahunya,” ujar Tatong.
Tatong menambahkan, petingnya permasalah Stunting, maka saat ini Pemerintah Daerah Kotamobagu, terus melakukan berbagai upaya dalam rangka percepatan, pencegahan dan penanggulangan Stunting di daerah ini.
“Diantaranya adalah, dengan melakukan peningkatan Komunikasi perubahan perilaku dan pemberdayaan masyarakat,” ujar Wali Kota Kotamobagu.
Peningkatan konvergensi intervensi spesifik dan interensi sensitif, serta peningkatan ketahanan pangan dan gizi pada masyarakat.
“Tingkat individu, keluarga serta penguatan dan pengembangan sistem, data, informasi, riset dan inovasi yang data menentunya menurunkan referensi Stunting,” ujarnya lagi.
Selain itu Tatong mengatakan, bahwa kondisi Stunting ini, tidak semata-mata kekurangan gizi, tetapi lingkungan juga yang tidak bersih dapat memperngaruhi.
Serta lingkungan yang sering terjadi konflik juga dapat mempengaruhi tumbuh kembang anak didalam proses kehamilan.
“Sampai pada kebersihan termaksud air apabila ibu melahirkan atau ibu hamil mengkonsumsi air kotor maka tumbuh kembang anak akan tergangu. Oleh sebab itu ini akan menjadi tugas kita, tugas seluruh pihak itu akan menjadi semangat kita, untuk menangani proses dari pengawalan lingkungan,” katanya.
Pelaksanna Remuk Stunting tingkat Kota Kotamobagu tahun 2022, merupakan bagian dari delapan aksi Integrasi.
Yang diharapkan akan memperkuat efektivitas Intervensi penurunan Stunting, mulai dari analisis situasi perencanaan, pelaksanaan program.
“Penguat regulasi pembinaan pembangunan manusia dan penguatan manajemen sampai review kinerja tahunan dalam tangka percepatan penurunan Stunting,” pungkas Tatong.
Nux Buhang | Guesman Laeta