BITUNG, SULAWESION.COM – Perasaan sedih dan emosi dirasa oleh keluarga Alm Mutia Ibrahim (18) saat hadir dalam konferensi pers di Polres Bitung, Jumat (6/9/2024) pekan lalu.
Pelajar SMK 1 Bitung itu tewas dicekik dan diperkosa oleh salah satu penghuni Kos-kosan Mawar, Akri Djafar (20) pada, 19 Agustus 2024 lalu.
Lina Bakary (33) ibu korban, tampak tak kuat menahan air matanya dengan badan sedikit gemetar. Ia sesekali menutup muka dengan tangan.
Baca juga: Ini Kronologi Lengkap Pembunuhan dan Pemerkosaan Mutia Ibrahim, Berawal Saling Tatap
Lina masih tak percaya anak perempuan satu-satunya itu telah tiada. Keinginannya saat ini, kata Lina, yaitu mengadili pelaku dengan hukuman setimpal.
“Kalau boleh, nyawa tukar nyawa pak. Mutia anak baik-baik. Tega sekali pelaku membunuhnya,” ucap Lina sembari menutup muka.
Sebelumnya Lina membeberkan, Mutia Ibrahim adalah penyemangat hidup ditengah himpitan ekonomi yang dihadapi selama ini.
“Saya bekerja sebagai tukang cuci di laundry hanya untuk Mutia bisa menyelesaikan sekolahnya di Bitung. Hasil dari pekerjaan itu, sebagian disisipkan untuk membayar kos dan uang transportasi ke sekolah. Bisa dibilang dia penyemangat hidup selama ini,” bebernya.
Sejak awal ia mengaku merasa berat hati harus berjauhan dengan anaknya itu. Apalagi, katanya, Tia seorang perempuan di tempat kos.
“Memang dari awal berat hati saling berjauhan. Tapi, disisi lain juga Mutia sudah tingkat akhir harus menyelesaikan sekolah dan saya bekerja,” pintanya.