Jadi Tantangan Petani, Temuan Pengamat Hama Soal Padi Sawah di Ollot Cukup Mengejutkan

Tampak buah padi berwarna putih. (Foto kiriman petani)

BOLMUT,SULAWESION.COM– Pertanian padi sawah di wilayah Ollot, Kecamatan Bolangitang Barat sedang tidak baik-baik saja. Terbaru tahun ini padi mereka terkena serangan hama Penggerek Batang Padi (PBP).

Hama ini sudah menyerang hampir tiga bulan ini pada tahun 2024. Bahkan hama ini sudah menyerang tanaman padi sawah hingga desa Sonuo.

Bacaan Lainnya

PBP sendiri merupakan salah satu hama atau organisme pengganggu tumbuhan (OPT) utama padi yang meresahkan petani, terutama di awal musim tanam. Hama ini menyerang dan merusak tanaman padi pada semua fase pertumbuhan.

Salah satu petani di wilayah Ollot mengatakan sebenarnya hama ini sudah ada beberapa tahun ini.

“Banyak petani yang memanen sudah tidak sesuai dengan harapan yang ada. Panen saat ini tidak seperti dulu lagi akibat hama ini,”ujarnya.

Menurutnya, walau sudah menyerang beberapa tahun ini. Pada 2024 ini cukup parah akibat serangan hama PBP.

“Sejauh ini kami belum tau apa penyebabnya. Tapi saat ini pola tanam juga tidak serentak. Ada yang sudah menanam ada yang belum. Bahkan ada yang sementara panen,”katanya.

Sementara pihak Balai Perlindungan pengujian Mutu Tanaman Pangan dan Hortikultura (BPPMTPH) Provinsi Sulawesi Utara melalui pengamat hama yang berada di Bolmut telah turun ke lokasi sawah wilayah Ollot.

Pengamat hama Bolmut Salha Bolota mengatakan dirinya bersama temannya Amran Pamili dan PPL Kecamatan Bolangitang Barat sudah turun.

“Dari temuan yang ada agar petani bisa melakukan penanaman secera serentak. Selanjutnya pemilihan varietas padi yang tahan terhadap penyakit,”ujarnya.

Ditanya apakah perubahan cuaca secara tiba-tiba juga dapat berpotensi memperparah serangan hama. Salha menambahkan bisa saja.

Sebelumnya, Kepala bidang prasarana, sarana dan penyuluh dinas pertanian Bolmut Syarifuddin hama ini sudah menyerang wilayah pertanian Ollot dan Sonuo.

“Hanya saja pengendaliannya sudah sulit karena padi sudah berbuah,”ujarnya, Rabu 25 September 2024.

Saat ditanya banyak petani padi yang panen tidak sesuai akibat hama ini, Syarifuddin menambahkan memang betul.

“Karena ulat penggerek batang biasanya diketahui itu kalau sudah berbuah. Harap-harap bagus ternyata kosong,”katanya.

Sehingga pengendaliannya pada masih mudah belum berbuah. Laporan informasi yang ada sekitar 15 hektar lahan sawah terkena dampak hama ini.

“Tetapi sebagian sudah panen cepat,”jelasnya.

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *