SITARO, SULAWESION.COM – Tingkat aktivitas Gunung Karangetang di Kabupaten Kepulauan Sitaro, Provinsi Sulawesi Utara (Sulut) kembali dinaikan ke level III Siaga, terhitung sejak Senin (11/11/2024) pukul 13.00 Wita.
Peningkatan ini disampaikan pihak Badan Geologi Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral melalui surat Nomor: B-297/GL.03/BGL/2024 yang ditandatangani Kepala Badan Geologi, Muhammad Wafid.
Dikutip dari surat yang dibagikan melalui Whatsapp Grup “Info Gunung Api Sitaro” selama periode Oktober 2024, Gunung Karangetang sering berawan hingga mendung dan kadang tertutup kabut, serta pada saat cerah teramati asap kawah putih dengan intensitas tipis hingga tebal. Tinggi kolom asap sekitar 20-300 meter di atas puncak.
Sementara kondisi kawah utara masih tampak adanya asap kawah setinggi sekitar 25–300 meter, tidak teramati adanya sinar api, guguran tidak teramati.
Periode 1–10 November 2024, Gunung Karangetang sering berawan hingga hujan, kadang tertutup kabut dan pada saat cerah teramati asap kawah putih dengan intensitas sedang hingga tebal, tinggi sekitar 10-200 meter di atas puncak.
Kondisi kawah utara masih tampak adanya asap kawah setinggi sekitar 25–200 meter, tidak teramati adanya sinar api, guguran tidak teramati.
Untuk kegempaan, terekam selama periode Oktober 2024 adalah 31 kali gempa hembusan, 1 kali gempa tremor non-harmonik, 52 kali gempa hybrid/fase banyak, 28 kali gempa vulkanik dangkal, 46 kali gempa vulkanik dalam, 4 kali gempa tektonik lokal, 3 kali gempa terasa skala I – MMI dan 185 kali gempa tektonik jauh, serta 15 kali gempa tremor menerus.
Pada periode 1–10 November 2024 terekam 11 kali gempa hembusan, 10 kali gempa hybrid/fase banyak, 42 kali gempa vulkanik dangkal, 88 kali gempa vulkanik dalam, 3 kali gempa tektonik lokal, dan 94 kali gempa tektonik jauh.
Pengamatan visual terhadap tinggi kolom asap teramati ada perubahan sejak 6 Oktober 2024, yakni tinggi kolam asap mencapai 300 meter di atas puncak dan pada 31 Oktober 2024 mencapai 250 meter di atas puncak.
Kondisi vulkanik Gunung Karangetang belum teramati seperti kejadian guguran kubah dari kawah utama dan kondisi kawah utara belum menunjukan adanya perubahan yang signifikan, dimana api diam di atas kubah masih tampak setinggi 25–300 meter.
Rekaman gempa menunjukan adanya peningkatan pada awal November 2024, khusunya gempa vulkanik dangkal yang terekam sebanyak 13 kejadian per hari.
Sedangkan untuk gempa vulkanik dalam, umumnya terekam maksimum sebanyak 3 kejadian per hari. Namun pada 10 November 2024, gempa vulkanik dalam secara signifikan meningkat hingga terekam sebanyak 73 kejadian per hari.
Kondisi gempa vulkanik dalam meningkat, menunjukan adanya suplai magma di bagian dalam yang bergerak menuju ke permukaan.
Adapun potensi bahaya yang patut diwaspadai adalah akumulasi material hasil erupsi efusif, yang berada di lembah-lembah jalur luncuran/guguran lava pijar yang berpotensi menjadi guguran lava ke bagian hilir.
Dengan begitu diperlukan kewaspadaan masyarakat yang tinggal di sekitarnya, serta yang akan melintasi lembah/sungai tersebut. Selain itu juga perlu diwaspadai terjadinya lahar di waktu hujan di puncak.