MANADO, SULAWESION.COM – Sebanyak delapan personel Kepolisian Daerah (Polda) Sulawesi Utara (Sulut) diperiksa Bidang Propam buntut peristiwa meninggalnya lelaki inisial FT yang diduga menjadi korban penembakan di wilayah pertambangan tepatnya di Perkebunan Alason, Kecamatan Ratatotok, Kabupaten Minahasa Tenggara (Mitra) pada Senin (10/3/2025) sekira pukul 02.00 Wita.
Hal ini diungkapkan langsung Wakapolda Sulut, Brigjen Pol Bahagia Dachi melalui konferensi pers di Mapolda, Selasa (11/3/2025). Dia bilang pasca kejadian, Ditreskrimum dan Ditreskrimsus Polda Sulut langsung mendatangi tempat kejadian perkara (TKP).
Kedelapan personel Polda Sulut yang diperiksa Bidang Propam yang diduga berada di TKP areal lokasi tambang Alason Ratatotok diantaranya Aipda HT (Yanma Polda Sulut), Bripka MN (Ditnarkoba Polda Sulut), Bripka AL (Satbrimob Polda Sulut), Bripda MLL (Satbrimob Polda Sulut), Bripda WKD (Satbrimob Polda Sulut), Bripda FM (Satbrimob Polda Sulut), Bripda HL (Satbrimob Polda Sulut), dan Bripda HS (Satbrimob Polda Sulut).
Selain melakukan pemeriksaan terhadap delapan personel, juga menyita sejumlah barang bukti seperti Senpi Laras Panjang AK-101 sebanyak lima pucuk beserta magazinennya, Senpi HS H174570 sebanyak satu pucuk beserta delapan butir amunisi dan magazine satu buah, Senpi Revolver satu pucuk dengan nomor seri 645946, amunisi 19 butir 38spc, sebutir amunisi 5,56, Senpi Jenis Pistol CZP-10 Nomor 946868 cal 9×19 mm, Amunisi Tajam enam butir, dan sebuah magazine.
“Selesai dilakukan pemeriksaan, kedelapan anggota tersebut akan dilakukan patsus (penempatan khusus) di Mapolda Sulut,” ungkap Brigjen Pol Bahagia Dachi.
Kronologi
Brigjen Pol Bahagia Dachi menjelaskan pada Senin (10/3/2025) sekira pukul 02.00 Wita, kurang lebih 50 orang mendatangi lokasi tambang di Perkebunan Alason, Kecamatan Ratatotok, Mitra, dengan membawa senjata tajam yaitu samurai dan parang, serta senapan angin.
“Kedatangan mereka diduga untuk melakukan pencurian dan mengambil secara paksa hasil tambang. Dan itu sudah dilakukan berulang kali, yang dibuktikan dengan adanya laporan polisi (LP) yang masuk di Polres Mitra,” jelas Dachi.
Saat tiba di lokasi, beber Dachi, sebanyak delapan personel Polda Sulut memberikan tembakan peringatan terhadap kurang lebih 50 orang tersebut, akan tetapi tidak digubris.
“Sewaktu mereka datang mendekati lokasi tersebut ada sekitar enam anggota brimob dan dua anggota Polda Sulut lainnya yang berjaga di lokasi. Personel pun melakukan tembakan peringatan namun tidak digubris. Dalam peristiwa ini, tiga warga menjadi korban yaitu satu meninggal dunia (Fredo Tongkotow), satu diduga terkena di kaki (Christian Suoth) dan satu luka-luka terjatuh (David Tontey),” beber wakapolda.
Dachi bilang, usai dikabarkan telah ada korban jiwa di pihak warga, suasana di lokasi kejadian semakin memanas. Warga berbondong-bondong mendatangi TKP dan melakukan pengrusakan serta pembakaran aset pertambangan.
“Berita tersebut sampai ke masyarakat yang lainnya, sehingga sekitar lebih 100 orang langsung mendatangi lokasi. Diduga melakukan pengrusakan serta pembakaran aset yang ada di lokasi tersebut , berupa satu unit camp, dua unit sepeda motor, satu unit mobil double cabin, dan menjarah carbon yang sudah mengandung emas,” ujarnya.
Lanjut Dachi, saat ini Tim Bidang Laboratorium Forensik (Bidlabfor) Polda Sulut tengah melakukan uji balistik terhadap barang bukti berupa senapan api dan amunisi yang menimpa FT.
“Kami berkoordinasi terus dengan pihak Kedokteran Forensik RSUD Prof Kandouw terkait hasil autopsi,” kuncinya.