Menembus Sekat, Polisi dan Warga Blora Satukan Tenaga dalam Gotong Royong Desa

Aiptu Zainuri

BLORA,SULAWESION.COM — Di tengah kabut tipis yang masih menggantung di langit Blora pada Jumat pagi, 15 Agustus 2025, suara sapu lidi dan cangkul terdengar bersahut-sahutan di Desa Pelem, Kecamatan Blora. Di antara para warga yang sibuk membersihkan selokan dan menata lingkungan, tampak sosok berseragam cokelat dengan topi pet berlogo Polri. Dia adalah Aiptu Zainuri, Bhabinkamtibmas Polsek Blora, yang pagi itu memilih menghabiskan waktunya bukan di kantor, tetapi di jalanan desa bersama warganya.

Jam baru menunjukkan pukul 07.00 WIB ketika kegiatan gotong royong dimulai. Meski sederhana, aktivitas ini memancarkan energi kebersamaan yang jarang terlihat di perkotaan. Warga, perangkat desa, hingga aparat kepolisian, semua melebur tanpa jarak, saling mengoper cangkul, memindahkan tumpukan sampah, dan membersihkan parit yang tersumbat.

Bagi Aiptu Zainuri, gotong royong bukan sekadar membersihkan lingkungan, melainkan cara paling manusiawi untuk membangun kepercayaan.

“Kami ingin masyarakat melihat polisi bukan hanya hadir saat ada masalah. Kami adalah mitra mereka, sahabat yang bisa diajak bekerja sama, baik untuk menjaga keamanan maupun membangun desa,” ujarnya sambil mengelap keringat di pelipis.

Kata-kata itu bukan sekadar retorika. Sepanjang kegiatan, Zainuri tampak berbincang santai dengan warga, bercanda dengan anak-anak, dan membantu ibu-ibu mengangkat karung sampah. Di sela-sela aktivitas, ia juga menyisipkan pesan kamtibmas mengajak warga menjaga kebersihan sebagai langkah pencegahan penyakit dan mendorong partisipasi aktif dalam menjaga keamanan desa.

Kepala Desa Pelem, yang turut hadir, mengaku kehadiran aparat seperti ini membuat warga merasa lebih dekat dengan institusi kepolisian. “Warga jadi lebih percaya dan tidak sungkan. Kehadiran Pak Zainuri bukan hanya membuat desa lebih bersih, tapi juga membuat hati warga lebih tenang,” ungkapnya.

Tradisi gotong royong di Desa Pelem memang sudah lama ada, namun keikutsertaan aparat kepolisian memberikan warna baru. Di tengah tantangan modernisasi dan individualisme, momen seperti ini menjadi pengingat bahwa kekuatan sebuah komunitas terletak pada kekompakan warganya.

Saat matahari mulai meninggi dan peluh membasahi seragamnya, Aiptu Zainuri masih terlihat membantu memindahkan sisa-sisa ranting ke truk sampah. Tidak ada protokol resmi, tidak ada jarak. Yang ada hanyalah semangat kolektif untuk menjaga desa agar tetap bersih, aman, dan nyaman bagi semua.

Di Blora, setidaknya pada hari itu, batas antara “petugas” dan “warga” benar-benar menghilang terlupakan di tengah suara tawa, kerja sama, dan sapuan sapu lidi di jalan desa.

Pos terkait

Tinggalkan Balasan