SITARO, SULAWESION.COM – Sejak awal pekan ini, aktivitas Gunung Karangetang di Kabupaten Siau Tagulandang Biaro (Sitaro) berdasarkan data satelit menunjukan adanya peningkatan, khususnya pada kawah bagian utara atau kawah dua.
Kondisi ini pun membuat pemerintah daerah bersama Pusat Vulkanologi Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) melakukan monitoring dan pemantauan visual dari laut terhadap aktivitas kawah dua Gunung Api Karangetang.
Tim gabungan yang terdiri dari Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Sitaro dan petugas PGA melakukan pemantauan intensif aktivitas Karangetang dari arah laut pada Rabu, 24 September 2025 menggunakan speedboat milik pemerintah daerah.
Kegiatan yang dipimpin langsung oleh Kabid Kedaruratan dan Logistik BPBD Sitaro, Sony Balseran, didampingi Ketua Pos Pengamatan Gunung Api Karangetang, Yudi Tatipang, ini bertujuan mencermati laporan indikasi visual seperti warna merah ke arah timur Kawah Dua.
Tim berangkat dari rumah dinas bupati yang ada di Kelurahan Paseng menuju arah utara Pulau Siau, tepatnya di pesisir Kampung Nameng guna melakukan pengecekan kondisi ril terkait aktivitas Gunung Karangetang.
Ketua Pos Pengamatan Gunung Api Karangetang, Yudi Tatipang menjelaskan bahwa pemantauan dari laut sangat penting untuk memverifikasi laporan visual yang sering muncul.
“Secara kasat mata, tidak ada guguran lava maupun semburan pijar. Laporan yang sering terlihat dari satelit kemungkinan besar karena suhu magma yang tinggi, sehingga memunculkan lapangan solfatara di sekitar Kawah Dua. Saat malam hari memang tampak seperti api atau bekas lava,” terang Yuddi, Kamis (25/9/2025).
Meskipun pemantauan visual menunjukkan kondisi normal, namun laporan pengamatan periode 23 September 2025 mencatat aktivitas vulkanik Karangetang masih tinggi dengan status Level II (Waspada).
Data kegempaan merekam 114 kali gempa hembusan, 48 kali tremor harmonik, 10 kali tremor non-harmonik, serta 6 kali gempa tektonik jauh.
Secara visual, terpantau asap kawah berwarna putih tebal dengan ketinggian 10–20 meter di atas puncak. PVMBG, melalui Pos Pengamatan Karangetang, terus mengeluarkan rekomendasi penting bagi masyarakat.
Masyarakat diimbau agar tidak beraktivitas dalam radius 1,5 kilometer dari puncak kawah, serta meningkatkan kewaspadaan terhadap potensi guguran lava maupun awan panas guguran yang bisa terjadi sewaktu-waktu ke sektor selatan, barat daya, dan tenggara.
“Selain itu, masyarakat yang bermukim di bantaran sungai berhulu dari puncak Karangetang harus meningkatkan kewaspadaan terhadap potensi lahar hujan maupun banjir bandang yang bisa mengalir hingga ke pesisir,” tambah Yudi.
Dengan adanya pemantauan rutin yang kini dilakukan baik dari darat maupun laut, pemerintah daerah bersama PVMBG menegaskan bahwa aktivitas Gunung Karangetang tetap menjadi perhatian serius, meskipun hingga saat ini belum ada indikasi letusan besar yang teramati secara visual.







