SULAWESION,SULUT– Ketua TP-PKK Provinsi Sulawesi Utara, Ibu Anik Wandriani, baru-baru ini menggagas sebuah kampanye yang kini tengah menarik perhatian publik: “Stop Boros Pangan”.
Melalui ajakan yang sederhana namun mengena, beliau mengingatkan pentingnya menghargai makanan dan tidak membuang-buangnya secara sia-sia.
Mengusung semangat lokal, slogan khas Manado “Kase habis jangan kase sisa!” mulai ramai terdengar di berbagai sudut ruang publik dan dunia maya.
Ungkapan ini tak hanya menjadi semboyan, tetapi telah menjelma menjadi gerakan sosial yang menggugah kesadaran masyarakat.
Dalam pernyataannya, Ibu Anik menegaskan, “Yang saya maksud dengan secukupnya itu bukan berarti kekurangan, melainkan pas sesuai kebutuhan. Jangan sampai berlebihan hingga terbuang.
Ia menyoroti fakta menyedihkan bahwa jutaan ton makanan terbuang setiap harinya, sementara masih banyak keluarga di berbagai daerah yang berjuang melawan kelaparan.
Gerakan ini mendorong masyarakat untuk mengambil porsi makan sesuai kemampuan dan mulai lebih kreatif dalam mengolah bahan pangan. Tidak ada lagi makanan yang basi karena dibiarkan, atau lauk-pauk yang terbuang sia-sia.
Menghabiskan makanan bukan hanya soal kebiasaan baik, tetapi juga bentuk rasa syukur dan kepedulian terhadap sesama.
Lebih jauh, kampanye ini juga memiliki dampak positif terhadap lingkungan. Limbah makanan merupakan salah satu penyumbang emisi gas rumah kaca yang membahayakan bumi.
Dengan mengurangi pemborosan pangan, masyarakat turut menjaga lingkungan sekaligus mengelola sumber daya secara bijak.
Diharapkan, gerakan “Stop Boros Pangan” dapat membentuk budaya baru di kalangan masyarakat Sulawesi Utara dan menginspirasi daerah lainnya.
Bukan sekadar slogan, tetapi sebagai gaya hidup yang mencerminkan penghargaan terhadap rezeki, empati kepada sesama, dan kepedulian terhadap kelestarian bumi.







