MINSEL,SULAWESION.COM- Pemerintah Kabupaten Minahasa Selatan (Minsel) terus memperkuat komitmen dalam upaya menurunkan angka stunting di wilayahnya. Hal ini ditunjukkan melalui Rapat Koordinasi Kedua Tim Percepatan Pencegahan dan Penurunan Stunting (TP3S) Kabupaten Minahasa Selatan, yang dirangkaikan dengan Pengukuhan Tim Pengendali “GENTING” dan Pengurus Komunitas Gerakan “GATI” Tuama Keter Kabupaten Minahasa Selatan, Rabu (15/10/2025), di Ruang Rapat Lantai 4 Kantor Bupati Minahasa Selatan.
Kegiatan tersebut dibuka langsung oleh Bupati Minahasa Selatan, Franky Donny Wongkar, S.H., didampingi Wakil Bupati Brigjen TNI (Purn.) Theodorus Kawatu, S.I.P., yang juga menjabat sebagai Ketua TP3S Kabupaten Minahasa Selatan.
Dalam arahannya, Bupati Franky Wongkar menyampaikan apresiasi dan terima kasih kepada seluruh pihak yang terlibat dalam penanganan stunting, baik dari unsur pemerintah daerah, Forkopimda, dunia usaha, maupun masyarakat. Ia menegaskan bahwa persoalan stunting merupakan isu strategis yang membutuhkan kolaborasi lintas sektor.
“Stunting bukan hanya persoalan gizi, tetapi juga persoalan masa depan generasi kita. Penanganannya memerlukan kerja bersama, sinergi, dan komitmen semua pihak,” ujar Franky Wongkar.
Gerakan “GENTING” dan “GATI” Jadi Inovasi Daerah
Dalam kesempatan tersebut, Bupati menjelaskan dua program unggulan daerah yang menjadi bagian dari strategi penanganan stunting, yakni Gerakan Orang Tua Asuh Cegah Stunting (GENTING) dan Gerakan Ayah Teladan Indonesia (GATI).
Program GENTING merupakan gerakan gotong royong yang melibatkan orang tua asuh dari berbagai unsur masyarakat (pentahelix) untuk membantu pemenuhan kebutuhan gizi dan non-gizi bagi keluarga yang berisiko stunting, mulai dari ibu hamil hingga anak berusia dua tahun.
Sementara GATI bertujuan mendorong peran aktif ayah dan calon ayah dalam pengasuhan anak serta pendampingan remaja, guna menciptakan generasi yang sehat dan berkualitas.
“Gerakan seperti GENTING dan GATI memperlihatkan semangat gotong royong masyarakat Minahasa Selatan. Ini bukti bahwa semua pihak bisa menjadi bagian dari solusi,” tambahnya.
Angka Stunting Masih 26,1 Persen
Berdasarkan data yang dipaparkan dalam rapat, tercatat terdapat 289 anak stunting yang tersebar di 17 kecamatan. Persentase stunting di Kabupaten Minahasa Selatan saat ini mencapai 26,1 persen, angka yang dinilai masih perlu ditekan secara signifikan.
Bupati menegaskan perlunya evaluasi menyeluruh terhadap penyebab dan hambatan penurunan angka stunting. Ia meminta agar semua pihak terus memperkuat langkah-langkah intervensi, terutama pada keluarga dengan risiko tinggi.
“Kita harus mencari akar masalahnya. Kenapa angka ini belum menurun signifikan? Ini tanggung jawab kita bersama,” tegasnya.
Dukungan Luas dari Berbagai Pihak
Hadir dalam kegiatan tersebut unsur Forum Koordinasi Pimpinan Daerah (Forkopimda) Kabupaten Minahasa Selatan, Arthur Rogi, S.Pi. selaku Pegiat Stunting Provinsi Sulawesi Utara, serta Murphi Kuhu, S.Tp., dari Tim Pakar TP3S Provinsi Sulawesi Utara. Selain itu, kegiatan juga dihadiri pimpinan perusahaan, penyuluh keluarga berencana, tenaga kesehatan, para kader, serta pengurus dan anggota Tim Penggerak PKK Kabupaten Minahasa Selatan.
Turut mendampingi Bupati dan Wakil Bupati, Asisten Perekonomian dan Pembangunan Frangky Tangkere, S.P., M.Si.; Plt. Kepala Dinas Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana Frely Turangan, S.St.; serta para pejabat tinggi pratama dan administrator di lingkungan Pemerintah Kabupaten Minahasa Selatan.
Bupati berharap kegiatan ini mampu memperkuat komitmen semua pihak dalam mempercepat penurunan angka stunting di Minahasa Selatan.
“Dengan kerja sama, komitmen, dan kepedulian bersama, kita optimistis dapat mewujudkan generasi Minahasa Selatan yang sehat, cerdas, dan tangguh,” tutupnya.







