MANADO,SULAWESION.COM-Dalam dinamika pemerintahan daerah Sulawesi Utara tahun 2025, berbagai narasi dan opini bermunculan di media sosial terkait kinerja Gubernur Sulawesi Utara, Mayjen TNI (Purn) Yulius Selvanus Komaling (YSK). Sebagian narasi dinilai terlalu menitikberatkan pada persepsi, bukan pada capaian nyata di lapangan.
Aktivis Sulawesi Utara, Calvin Castro, menilai bahwa Gubernur YSK adalah sosok pemimpin yang bekerja dalam diam namun menunjukkan hasil konkret bagi masyarakat.
“Pak Gubernur YSK tidak suka mengumbar pencitraan. Beliau bekerja dengan konsep menyeluruh agar semua masyarakat merasakan hasilnya, bukan hanya segelintir kelompok tertentu,” ujar Calvin di Manado, Selasa (28/10/2025).
Meski menghadapi keterbatasan fiskal dan kebijakan efisiensi anggaran nasional, Gubernur YSK dinilai tetap mampu menampilkan kinerja yang terukur. Sejumlah capaian konkret antara lain:
- Pelayanan dasar masyarakat: Pulau Gangga dan Talise di Kabupaten Minahasa Utara kini menikmati aliran listrik 24 jam penuh setelah sebelumnya hanya beberapa jam per hari.
- Ketahanan pangan: Pemerintah Provinsi menyalurkan bantuan pangan murah dan beras subsidi di 15 kabupaten/kota sebagai respons terhadap kenaikan harga beras nasional.
- Revitalisasi fasilitas publik: Kolam Renang KONI Manado yang terbengkalai belasan tahun kini kembali difungsikan. Renovasi ini bahkan disebut dibiayai langsung oleh Gubernur YSK untuk mendukung aktivitas atlet dan masyarakat.
- Pemulihan aset budaya: Museum Sulawesi Utara di Komo Dalam sedang menjalani proses perbaikan menyeluruh setelah lama terbengkalai.
- Revitalisasi destinasi wisata: Ikon wisata rohani Bukit Kasih Kanonang hampir rampung direvitalisasi di bawah koordinasi langsung Gubernur.
- Lobi strategis: Dua rute penerbangan internasional baru ke Manado berhasil dibuka melalui diplomasi intensif antara Pemprov Sulut, pemerintah pusat, dan maskapai asing.
Calvin menilai, masih ada pihak yang mencoba membangun persepsi negatif dengan membandingkan Gubernur YSK dengan pemimpin sebelumnya. Namun, perbandingan tersebut dinilai tidak sepenuhnya adil.
“APBD Induk 2025 merupakan warisan pemerintahan sebelumnya. Namun, Gubernur YSK tidak menunggu, justru bergerak cepat melalui APBD Perubahan dan optimalisasi sumber daya yang ada,” ujar Calvin.
Pengamat menilai gaya kepemimpinan YSK mencerminkan karakter pemimpin yang mengedepankan hasil, bukan pencitraan. Kolaborasi dengan BUMN seperti PLN dan Pertamina menjadi contoh kemitraan efektif dalam mengatasi keterbatasan fiskal.
Selain itu, komitmen pribadi YSK untuk memperbaiki fasilitas publik dan aset daerah menunjukkan etos kepemimpinan yang melayani, bukan berorientasi pada popularitas.
Memasuki tahun pertama kepemimpinannya, sejumlah indikator perubahan di Sulawesi Utara mulai terlihat: peningkatan layanan publik, revitalisasi aset strategis, serta penguatan sektor pariwisata dan sosial-ekonomi.
“Kepemimpinan Gubernur YSK membuktikan bahwa kerja nyata lebih penting dari sekadar tampil di media. Hasilnya sudah mulai dirasakan masyarakat,” ujar Calvin.
Beberapa kalangan menilai, Pemprov Sulut perlu memperkuat publikasi berbasis data agar capaian pembangunan lebih mudah diakses publik. Selain itu, kolaborasi lintas organisasi perangkat daerah (OPD) perlu ditingkatkan untuk mempercepat realisasi program prioritas.
Media dan masyarakat sipil juga diharapkan menilai kinerja pemerintah secara objektif dengan mengacu pada indikator kesejahteraan dan dampak nyata di lapangan.
“Di tengah sorotan dan dinamika politik lokal, Gubernur YSK menunjukkan gaya kepemimpinan yang rendah hati dan fokus pada hasil. Bagi para pendukungnya, sosok YSK bukan ‘Gubernur Medsos’, melainkan pemimpin yang bekerja dalam senyap dengan hasil yang bisa dirasakan oleh masyarakat luas,”tutup Calvin Castro.







