BLORA,SULAWESION.COM – Komitmen Kabupaten Blora dalam membangun budaya pendidikan ramah lingkungan kian menguat. Sepanjang 2025, puluhan sekolah dan madrasah di wilayah ini berhasil memborong penghargaan Sekolah Adiwiyata, mulai dari tingkat kabupaten, provinsi, hingga nasional.
Apresiasi atas capaian tersebut disampaikan langsung Bupati Blora Arief Rohman, saat menyerahkan piagam penghargaan secara simbolis kepada para penerima di Ruang Pertemuan Setda Kabupaten Blora, Senin (22/12/2025).
Penyerahan dilakukan bersama Kepala Dinas Lingkungan Hidup (DLH) dan Kepala Dinas Pendidikan Kabupaten Blora.
“Penghargaan ini bukan sekadar simbol, tetapi bukti nyata kepedulian dan kerja keras seluruh warga sekolah dalam menciptakan lingkungan belajar yang sehat, bersih, dan nyaman,” ujar Arief Rohman.
Menurut Bupati, keberhasilan sekolah-sekolah tersebut diharapkan menjadi inspirasi bagi satuan pendidikan lain di Blora agar turut termotivasi mengembangkan budaya peduli lingkungan.
Namun demikian, ia menegaskan bahwa predikat Adiwiyata merupakan amanah yang harus dijaga secara berkelanjutan.
“Ini bukan titik akhir. Dibutuhkan komitmen kuat dari kepala sekolah, guru, komite, hingga para siswa agar predikat ini dapat dipertahankan,” tegasnya.
Arief juga mendorong sekolah untuk terus berinovasi, terutama dalam memanfaatkan lahan dan sumber daya yang tersedia guna mendukung program ketahanan pangan nasional.
Ia mencontohkan sejumlah sekolah yang telah mengembangkan budidaya lele, ternak ayam, hingga tanaman cabai.
“Ini sangat baik, selain lingkungan rapi dan bersih, anak-anak juga belajar langsung mendukung program ketahanan pangan Presiden, termasuk pengelolaan sampah dan aspek lingkungan lainnya,” katanya.
Selain itu, Bupati meminta sekolah membangun sinergi dengan pemerintah desa atau kelurahan serta organisasi kemasyarakatan seperti PKK guna memperkuat dampak program Adiwiyata di lingkungan sekitar.
Sementara itu, Kepala DLH Kabupaten Blora Istadi Rusmanto menjelaskan bahwa program Adiwiyata merupakan gerakan berkelanjutan untuk menanamkan perilaku ramah lingkungan sekaligus membentuk karakter ekologis peserta didik sejak dini.
“Sekolah Adiwiyata tidak hanya menciptakan lingkungan hijau dan sehat, tetapi juga menumbuhkan kesadaran ekologis anak-anak,” ujarnya.
Istadi merinci, dari 42 sekolah dan madrasah yang diusulkan, sebanyak 38 ditetapkan sebagai Sekolah Adiwiyata Kabupaten.
Selain itu, dua sekolah meraih Adiwiyata Provinsi, dan tujuh sekolah menembus Adiwiyata Nasional 2025.
Dengan capaian tersebut, total Sekolah Adiwiyata di Kabupaten Blora kini mencapai 294 sekolah, terdiri dari 1 Sekolah Adiwiyata Mandiri, 12 nasional, 14 provinsi, dan 267 tingkat kabupaten.
Salah satu penerima penghargaan Adiwiyata Nasional 2025, SMA Negeri 1 Cepu, menyatakan komitmennya untuk terus meningkatkan kualitas pengelolaan lingkungan sekolah.
“Kami berharap program Adiwiyata ini terus menumbuhkan karakter cinta lingkungan pada siswa. Ke depan, kami berupaya naik ke level Adiwiyata Mandiri,” ujar perwakilan sekolah, Ayu Septianawati.
Adapun tujuh sekolah penerima Adiwiyata Nasional 2025 yakni SD Negeri 1 Turirejo, SMP Negeri 3 Blora, SMA Negeri 1 Tunjungan, SMA Negeri 1 Jepon, SMA Negeri 1 Cepu, SMA Negeri 1 Randublatung, dan SMK Migas Cepu.
Untuk Adiwiyata Provinsi 2025, diraih SD IT Permata Mulia dan SMP Negeri 2 Cepu, sementara puluhan sekolah lainnya menyandang predikat Adiwiyata Kabupaten.
Capaian ini menegaskan posisi Blora sebagai salah satu daerah dengan komitmen kuat terhadap pendidikan berwawasan lingkungan di Jawa Tengah.







