KOTAMOBAGU, SULAWESION.COM – Polda Goes to Campus Polda Sulawesi Utara (Sulut) dengan menggelar seminar sehari di Institut Agama Islam Muhammadiyah (IAIM) Kotamobagu, Rabu (12/10/2022).
Tema diangkat dalam seminar sehari tersebut adalah “Bijak Medsos Hoax Nyingkir, Mahasiswa Kritis Ekstrimisme Minggir”.
Direktur Intelkam Polda Sulut, Kombes Pol Albert Sihombing selaku narasumber berharap seminar itu membekali mahasiswa ancaman hoax serta ekstrimisme di media sosial.
Sihombing mengatakan mahasiswa harus lebih objektif sebelum mengambil keputusan.
“Harus didukung dengan informasi yang benar, kemudian analisa, dan didukung dengan sikap yang bertanggungjawab,” jelas Kombes Pol Sihombing.
Dikatannya, ekstrimisme sebuah keyakinan menyimpang, tindakan melanggar, adanya ancaman sehingga mengganggu orang lain, serta memberkan perbuatan yang mengancam.
“Mendukung perbuatan yang merugikan dan mendukung keyakinan yang menyesatkan pun itu sudah dikatakan ekstrim,” terang Kombes Pol Sihombing.
Ia berharap, sebelum menyebar informasi di media sosial harus check and recheck.
“Kalau tidak yakin, agar dikonfirmasikan kepada yang lebih tahu. Segala sesuatunya harus berbasis data, ada logikanya, dan kita harus mampu berpikir kritis. Dengan sendirinya, kita bukan hanya mengetahui ciri-ciri, tapi akan mengetahui itu hoax atau ekstrim,” katanya.
Ekstrim itu biasanya, lanjut Sihombing sesuatu yang berlebihan.
Adapun cari menangkal hoax dan ekstrimisme, Sihombing salah satunya mahasiswa harus mampu berpikir kritis dan harus bisa menjadi bagian dari masyarakat moderen.
“Masyarakat moderen adalah masyarakat yang bertumbuh, berubah ke arah yang lebih baik dan berpikir rasional. Mahasiswa harus bersifat heterogen, menghargai perbedaan,” terangnya.
Menurutnya, perbedaan bukanlah sebuah ancaman, tetapi perbedaan adalah nuansa pelangi justru memperindah bentuk keragaman kehidupan yang luhur.
Mahasiswa harus mampu berpikir seharusnya, logis, bukan biasanya. Mahasiswa lebih memiliki pemahaman yang utuh terhadap suatu masalah, berpikir obyektif, berpikir kritis, dan tidak diskriminatif serta mampu mendeteksi adanya ekstrimisme,” terangnya.
Sementara itu Wakil Rektor IAIM Kotamobagu Muhamad Subagiah, mengapresiasi kegiatan seminar sehari yang diinisiasi oleh Direktorat Intelkam Polda Sulut ini.
“Kami sangat senang sekali dengan adanya seminar ini. Sehingga kita bisa bekerjasama tentang pencegahan hoax, ekstrimisme, radikalisme, dan sebagainya. Tanpa adanya kerjasama yang baik dengan Polda Sulut, hal-hal itu kita kurang tahu persis. Tetapi dengan adanya kerjasama ini, kita bisa mendeteksi dan membentengi diri sejak awal,” kata Subagiah.
Dijelaskannya, untuk penanggulangan hoax, ekstrimisme, dan radikalisme di lingkungan internal IAIM Kotamobagu, dilakukan dengan berbagai cara.
“Di IAIM Kotamobagu ada Catur Dharma. Kita mengajarkan hal Islam dan kemuhammadiyahan yang mana Muhammadiyah dalam memahami Islam itu dengan cara rasionalis moderat. Kita di tengah-tengah, tidak ke kanan, tidak ke kiri, dan itulah yang bisa membentengi anak-anak (mahasiswa) kita. Sampai sekarang belum ada mahasiswa yang terpapar paham radikal,” jelas Subagiah.
Pihaknya pun berharap, melalui pembekalan dalam seminar ini bisa menjadi sarana untuk bersama-sama mengamankan lingkungan dan masyarakat dari hoax, ekstrimisme, dan radikalisme.
“Semoga mahasiswa IAIM Kotamobagu mendapatkan hal-hal yang positif dari seminar ini, sehingga apa yang dikhawatirkan itu tidak akan terjadi,” tutup Subagiah.
Adi Sururaman | Guesman Laeta