MAROS, SULAWESION.COM— Mewakili Region 3 yakni Sulawesi, Maluku dan Papua, Komunitas Anak Sungai Rammang-rammang, Maros berhasil mendapatkan peringkat ketiga dalam Lomba Komunitas Peduli Sungai tingkat Nasional 2022 di Jakarta.
Ajang yang digelar oleh Direktorat Jendral Sumber Daya Air (Dirjen SDA) Kementrian PUPR itu, juga dihadiri langsung oleh Bupati Maros, Chaidir Syam yang datang mendampingi ketua Komunitas Anak Sungai Rammang-Rammang, Iwan Dento sebagai selaku penerima penghargaan.
Saat ditemui, Iwan Dento mengaku, penghargaan yang diterima komunitasnya itu tidak terlepas dari peran serta pihak Pemerintah Kabupaten Maros serta Balai Besar Wilayah Sungai Pomoengam Jene Berang.
“Ini bukan semata-mata dari komunitas kami saja. Peran dan dukungan penuh Pemkab Maros dan pihak Balai Besar sangat luar biasa menjadikan komunitas kami ini bisa mendapat penghargaan,” kata Iwan, Minggu (04/12/2022).
Komunitas Anak Sungai Rammang-rammang, kata dia, telah menjalankan sejumlah program yang dinilai oleh Kementrian PUPR sebagai bentuk kepedulian pada sungai. Mulai dari rutinitas pembersihan sungai, program pengendalian sampah hingga produk kerajinan sampah.
Selain itu, kata dia, komunitasnya juga selama ini mendorong pemanfaatan sungai sebagai ruang hidup yang berdampak ekonomi bagi masyarakat. Bahkan, program berkelanjutan seperti rumah belajar bagi anak di wilayah sungai juga terus dilakukan.
“Penilaiannya memang cukup banyak. Tapi kita sudah buktikan kalau apa yang kita lakulan selama ini itu bukan hanya tuk lomba saja. Tapi program berkesinambungan dan telah lama kita kerjakan,” lanjutnya.
Sementara itu, Chaidir Syam yang didaulat memberikan sambutan oleh Dirjen SDA, menyampaikan aspirasinya ke Komunitas Anak Sungai Rammang-rammang yang telah bekerja selama ini merawat dan menjaga sungai, meski tanpa ada bayaran sepeser pun.
“Mereka ini bekerja ikhlas tanpa ada bayaran. Makanya kami sangat mengapresiasi dari hasil dan pencapaian komunitas anak sungai Rammang-rammang. Sungguh ini tidaklah mudah,” ucap Chaidir.
Pada kesempatan itu, Chaidir juga menyampaikan beberapa hal terkait kondisi aliran sungai yang berada di bawah kewenangan Balai Besar. Chaidir menyebut di wilayah Maros banyak Bendung pelengkap yang kondisinya sudah rusak dan butuh perbaikan.
Chaidir juga memaparkan, potensi SDA di Maros sangat besar dengan adanya Bendungan Batu Bassi dan Lekopancing serta kolam regulasi Nipa-nipa yang kesemuanya dimanfaatkan oleh warga Maros untuk pertanian dan juga air bersih.
“Kita punya 80 daerah irigasi yang mengaliri 6 ribu hektare lahan sawah tersebar di 14 kecamatan di Maros. Sayangnya banyak bendung pelengkap yang kini kondisinya rusak dan butuh perbaikan,” pungkasnya.(*)