BITUNG, SULAWESION.COM – Walikota Bitung Maurits Mantiri menjadi narasumber dalam kegiatan Kuliah Umum Fakultas Kedokteran Universitas Pembangunan Nasional (UPN) Veteran Jakarta, Kamis (30/05/2024).
Di hadapan puluhan mahasiswa semester IV TA 2023 – 2024, Matra dan Manajemen Bencana serta para Dosen UPN Veteran Jakarta, Wali Kota membawakan materi Implementasi Nilai Bela Negara dalam penanggulangan Potensi Bencana Alam dan Sosial di Wilayah Kota Bitung Sulawesi Utara.
Kuliah umum itu digelar di Auditorium Bhineka Tunggal Ika UPN Veteran Jakarta Kampus Bela Negara dan Wali Kota mengawali materinya dengan mengenalkan kondisi Kota Bitung yang tidak lepas dari ancaman bencana.
Menurutnya, Kota Bitung dikenal sebagai salah satu daerah rawan bencana. Sejarah mencatat bahwa pada 1858, Kota Bitung pernah dilanda tsunami besar. Itu dibuktikan dengan banyaknya batuan besar di sekitar Pantai Kasawari atau di sebelah Timur Kota Bitung.
“Begitu juga dengan bencana banjir, lebih tepatnya banjir pasir. Pada tahun 1990 terjadi banjir pasir yang menghancurkan pemukiman penduduk di 4 desa di sekitar wilayah Bitung Tengah. Gempa bumi, banjir dan tsunami,” kata Maurits.
Dilihat dari aspek topografis, kata Maurits, keadaan tanah sebagian besar daratan Kota Bitung 45,06 % berbukit dan 32,73 % bergunung. Hanya 4,18 % merupakan dataran landai serta sisanya 18,03 % berombak, maka potensi bencana yang dapat terjadi di Kota Bitung adalah Tanah Longsor, Banjir dan abrasi, sedangkan dari letak geografis, Kota Bitung rawan Tsunami, gelombang pasang dan angin puting beliung.
“Dari aspek demografis dengan keanekaragaman suku, agama dan ras yang ada di Kota Bitung juga menyebabkan kerawanan bencana sosial seperti kerusuhan, konflik sosial dan lain-lain,” katanya.
Lanjut Maurits, implementasi bela negara dalam konteks penanganan bencana alam dan sosial melibatkan partisipasi aktif warga negara dalam berbagai aspek yang berkaitan dengan mitigasi, respons, serta pemulihan dari bencana, meliputi Kesadaran dan Edukasi, Kesiapsiagaan dan Mitigasi, Respon Cepat dan Efektif, Pemulihan Pasca Bencana, Partisipasi Dalam Pembangunan Berkelanjutan, Pembentukan Jaringan dan Kerjasama serta gotong royong atau Kerja Malendong yang muncul dari rasa kesetiakawanan sosial.
“Dengan demikian kita sebagai warga negara dapat berkontribusi secara nyata dalam upaya penanganan anan bencana alam dan sosial, yang merupakan perwujudan dari sikap bela negara,” katanya.
Dalam kuliah umum itu, hadir sejumlah pejabat Pemkot Bitung, Plt Asisten Pemerintah dan Kesra Setda Kota Bitung, Albert Sergius, Kepala Bagian Pemerintahan Kota Bitung, Rio Valentino Karamoy, Kepala Dinas Sosial Kota Bitung, Leddy Ambat serta Kepala Dinas Perdagangan Kota Bitung, Jackson Ruaw.
Juga, Waka Puskesad, Brigjen TNI dr I Made Mardika, Kolonel (Kes) Seno Hadi, SKM (Pokli Bidang Aeroforensik Lakespra TNI AU dr. Saryanto), Kombes Pol drg M Zakir SH MH (Pusdokpol), AKBP Al Abdi Irianto Geruh SPd (Pusdikpolair), Prof Dr dr M Guritno Suryokusumo, SMH, DEA (Guru besar FK UPNVJ, Dewan pakar hiperbarik dan subakuatik.), dr Roy GH Massie MPH PhD (BRIN).