BUTON TENGAH, SULAWESION.COM – Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Buton Tengah (Buteng) melalui dinas kesehatan (Dinkes) telah mencapai target nasional penurunan angka stunting di tahun 2024 ini. Hal ini dikarenakan, terlaksananya semua program, baik di setiap puskesmas maupun di desa dengan posyandunya.
Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Buteng, Kasman mengungkapkan, pemerintah pusat menargetkan penurunan stunting pada angka 14 persen di tahun 2024.
“Target nasional itu kita sudah capai, bahkan kita di Buteng 2024 ini menargetkan 15 persen. Saat ini kita sudah di posisi 14,4 persen. Mudah-mudahan per Desember sudah mencapai 15 persen atau lebih,” ungkap Kasman saat dikonfirmasi oleh media ini, Minggu (8/12/2024)
Menurut Kasman, upaya penurunan stunting itu tidak mudah seperti yang dibayangkan. Kendati begitu, dirinya bersyukur Kabupaten Buteng secara bertahap ada tren penurunan dan target nasional bisa dicapai.
“Sejauh ini tim percepatan penurunan stunting Kabupaten Buteng bekerja realistis. Meskipun persentasenya kecil, tetapi secara bertahap ada penurunan,” jelasnya.
Kasman melanjutkan, pihaknya tidak ingin Kabupaten Buteng seperti daerah lain, angka stunting turun drastis, tapi tahun berikutnya setelah ada survei kesehatan Indonesia justru naik.
“Bagaimanapun perencanaan kedepan agar prevalensi stunting di Kabupaten Buteng terus menurun,” tandasnya.
Pada Pertemuan evaluasi berkala pada Senin (25/11) silam, Penjabat Bupati Buteng, Konstantinus Bukide melalui staf ahli Bupati Buteng Bidang ekonomi, Pembangunan dan Keuangan, Jamuri menyampaikan, bahwa percepatan penurunan stunting merupakan salah satu program prioritas nasional sebagaimana diatur dalam Perpres nomor 72 tahun 2021 tentang Percepatan Penurunan Stunting.
“Stunting merupakan persoalan kesehatan esensial yang berdampak jangka panjang terhadap generasi masa depan. Oleh karena itu, penanganannya membutuhkan keterlibatan semua pihak dengan pendekatan intervensi spesifik dan terpadu,” ujar Jamuri.
Jamuri membeberkan, menurut Survei Kesehatan Nasional (SKN) 2023, prevalensi stunting Buton Tengah tahun 2022 telah menurun 41,6 persen, dan tahun 2023 menjadi 36,8 persen.
Sementara itu, data rutin puskesmas dari aplikasi elektronik Pencatatan dan Pelaporan Gizi Berbasis masyarakat (e-PPGBM), pencatatan dan pelaporan berbasis masyarakat dengan teknologi elektronik, menunjukan angka 15,7 persen pada tahun 2023.
Saat ini Kabupaten Buteng sudah berada di angka 14,4 persen, berdasarkan capaian pengukuran 96,2 persen dari sasaran bayi/balita.
“Meskipun telah terjadi penurunan, angka ini masih membutuhkan kerja keras dan kolaborasi lintas sektor untuk mencapai target yang telah ditetapkan,” beber Jamuri.
Pelaksana Tugas Kepala Dinas Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana (PPKB) Kabupaten Buteng ini juga menekankan, pentingnya peran intervensi sensitif yang mencakup 70 persen dari upaya pencegahan stunting.
“Misalnya Dinas Pekerjaan Umum dan Tata ruang (PUTR) harus bersinergi dengan dinas kesehatan untuk mengidentifikasi keluarga yang belum memiliki akses jamban sehat dan air bersih, sehingga pembangunan fasilitas sanitasi dapat dilakukan secara tepat sasaran,” pintanya.
Sementara itu, Kepala Bappeda Kabupaten Buteng, Samrin berpendapat, upaya penurunan stunting tidak hanya cukup melaksanakan sosialisasi secara konvensional.
“Harus lebih inovatif lagi dengan kita adakan lomba-lomba. Salah satunya kampanye penurunan stunting, pencegahan pernikahan dini dan upaya-upaya lainnya dalam bentuk video di media sosial antar desa/kelurahan atau kecamatan,” terangnya.
Selain itu lanjut Samrin, organisasi perangkat daerah terkait dalam membuat perencanaan penurunan stunting akan diatensi pihaknya dan diarahkan.
Dengan begitu, dari perencanaan sudah lebih efisien. Penganggaran juga tidak tumpang tindih, karena masing-masing organisasi perangkat daerah bekerja sesuai dengan tugas dan fungsinya.
Advetorial Pemkab Buton Tengah