BITUNG, SULAWESION.COM – Pemkot Bitung bekerjasama dengan komunitas masyarakat Nusa Utara menggelar Upacara Adat Tulude. Dermaga Pulau Abadi di Kelurahan Papusungan, Kecamatan Lembeh Selatan, Pulau Lembeh jadi lokasi pelaksanaan.
Upacara Adat Tulude dimulai sekitar pukul 15.00 WITA pada Sabtu (4/2/2023). Prosesi pengusungan Kue Adat Tamo mengawali hajatan budaya tersebut. Ada 10 Kue Tamo yang diusung dalam hajatan itu.
Sebelumnya, Walikota dan Wakil Walikota Bitung bersama istri tiba di lokasi upacara. Maurits Mantiri dan Rita Mantiri-Tangkudung, Hengky Honandar dan Ellen Honandar-Sondakh, datang bersama para tamu undangan.
Tamu yang datang terdiri dari Asisten I Setda Sulawesi Utara (Sulut), Denny Mangala, Bupati dan Wakil Bupati Siau Tagulandang Biaro (Sitaro), Evangelien Sasingen dan JH Palandung, serta unsur Forkopimda Bitung. Denny Mangala datang untuk mewakili Gubernur dan Wakil Gubernur yang berhalangan hadir.
Upacara Adat Tulude di Bitung menggunakan tiga bahasa. Bahasa utama yang digunakan adalah Bahasa Sangihe. Dua bahasa lainnya adalah Bahasa Indonesia dan Bahasa Inggris. Penggunaan Bahasa Indonesia dan Bahasa Inggris dalam rangka menerjemahkan Bahasa Sangihe yang dipakai selama upacara berlangsung.
“Kami sengaja pakai tiga bahasa supaya masyarakat yang hadir atau menonton bisa memahami prosesi selama upacara. Tadi kan acaranya disiarkan live streaming supaya bisa dinikmati banyak orang, termasuk di luar negeri,” terang Eugenia Mantiri selaku Ketua Panitia Upacara Adat Tulude.
Diketahui, pelaksanaan Upacara Adat Tulude diadakan masyarakat Nusa Utara dalam rangka mengucap syukur kepada Tuhan atas berkat yang didapat. Berkat dimaksud berupa hasil kelautan, perikanan dan pertanian yang melimpah. Selain itu, Tulude juga dimaknai sebagai ritual untuk menolak bala ataupun hal-hal jahat yang dapat mengganggu kehidupan.
(Advertorial)