3 Penyebab Timnas Indonesia Kalah dari Irak: Membuang Peluang Hingga Banyak Pelanggaran

Timnas Indonesia harus menelan kekalahan di kandang sendiri saat melawan Irak dalam lanjutan Grup F Putaran Kedua Kualifikasi Piala Dunia 2026 Zona Asia. Laga yang dinantikan para pecinta bola dan pemain m88 ini akhirnya harus berakhir dengan skor 0-2 dengan kekalahan timnas Indonesia.

Pertandingan yang berlangsung di Stadion Utama Gelora Bung Karno (SUGBK), Senayan, pada Kamis (6/6/2024) sore ini sebenarnya berjalan sengit. Tim Garuda mampu memberikan tekanan selama babak pertama, menunjukkan permainan yang ofensif dan merepotkan lawan.

Bacaan Lainnya

Namun, di babak kedua Irak mampu membuat dua gol. Gol pertama dicetak oleh Aymen Hussein pada menit ke-54 melalui eksekusi penalti, sedangkan gol kedua tercipta berkat Ali Jasim pada menit ke-88 yang memanfaatkan kesalahan Ernando Ari.

Timnas Indonesia juga harus menghadapi dua hukuman penalti dalam pertandingan ini. Penalti pertama diberikan karena handball yang dilakukan oleh Justin Hubner, yang berhasil dieksekusi dengan baik oleh Aymen Hussein dan menghasilkan gol. Penalti kedua terjadi akibat pelanggaran Ernando Ari saat berusaha merebut bola dari penguasaan lawan.

Beruntung, eksekusi Aymen Hussein pada menit ke-74 melambung tinggi sehingga tidak menambah keunggulan Irak. Berikut ini adalah beberapa hal yang dinilai sebagai penyebab kekalahan timnas Garuda oleh tim Irak.

Kurang memanfaatkan peluang

Timnas Indonesia sebenarnya memiliki banyak kesempatan untuk mencetak skor di babak pertama. Tim Garuda cukup dominan dalam hal penguasaan bola. Sejak babak pertama, skuad Merah Putih mampu mendominasi permainan. Tercatat, mereka menguasai 56% penguasaan bola sepanjang pertandingan.

Namun, salah satu hal yang menyebabkan kekalahan para pemain Timnas Indonesia adalah kurang memanfaatkan peluang yang ada. Dari delapan percobaan yang dilakukan, hanya satu tembakan yang tepat sasaran. Ketidakakuratan dalam penyelesaian akhir ini menjadi salah satu penyebab utama kegagalan tim dalam mencetak gol.

Jumlah percobaan tersebut memang masih kalah dibandingkan efektivitas Irak. Tim Irak menciptakan dua tembakan tepat sasaran dari 10 percobaan. Uniknya, kedua tembakan tepat sasaran tersebut berhasil menghasilkan gol, menunjukkan tingkat efektivitas yang tinggi dari para pemain Irak.

Banyak melakukan pelanggaran

Pemain timnas Indonesia juga tercatat melakukan lebih banyak pelanggaran dibandingkan tim Irak. Sepanjang pertandingan, Timnas Indonesia tercatat melakukan 13 pelanggaran.

Hal ini menjadi salah satu faktor penyebab utama kekalahan Timnas Garuda. Akibat banyaknya pelanggaran, Timnas Indonesia harus menghadapi dua hukuman penalti yang menguntungkan tim lawan. Selain itu, tim juga harus menerima satu kartu merah dan satu kartu kuning dari wasit. Kondisi ini tidak hanya merugikan dari segi permainan, tetapi juga mempengaruhi mental dan strategi tim secara keseluruhan.

Penalti pertama diberikan karena handball yang dilakukan oleh Justin Hubner, sementara penalti kedua terjadi akibat pelanggaran yang dilakukan oleh Ernando Ari. Meskipun penalti kedua tidak berhasil dieksekusi menjadi gol, jumlah pelanggaran yang tinggi tetap memberikan tekanan besar pada tim.

Main dengan 10 pemain

Timnas Indonesia terpaksa bermain dengan 10 pemain sejak menit ke-59 akibat kartu merah yang diterima oleh kapten sekaligus bek, Jordi Amat. Wasit Shaun Evans memberikan kartu merah langsung setelah Jordi Amat melakukan pelanggaran terhadap pemain Irak, Youssef Amyn, di dekat kotak penalti.

Dengan absennya Jordi Amat, pertahanan Timnas Indonesia menjadi lebih rentan terhadap serangan. Tim Irak semakin percaya diri menggempur pertahanan Garuda, terutama karena Indonesia sudah dalam posisi tertinggal. Situasi ini membuat lini belakang Indonesia lebih mudah ditembus, yang akhirnya berkontribusi pada kekalahan 0-2 di akhir pertandingan. (**)

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *