Spartan RIOT “Hitamkan” Event Lari Makassar Half Marathon

Komunitas Running Is Our Therapy (RIOT) dari berbagai chapter se-Indonesia saat menghadiri event lari Makassar Half Marathon (MHM) 2022. | Iyan Cahyadi

MAKASSAR,SULAWESION.COM— Pelari dari komunitas Running Is Our Therapy (RIOT) berbagai chapter se-Indonesia ‘menghitamkan’ event lari Makassar Half Marathon (MHM) 2022, Minggu 2 Oktober 2022 lalu.

RIOT Indonesia yang khas dengan jersey hitam berlambang topeng spartan itu cukup dominan pada race ini sehingga tampak menghitamkan trek dan garis start-finish MHM.

Bacaan Lainnya

Tercatat kurang lebih 150 spartan (sebutan populer pelari komunitas RIOT Indonesia) yang mengikuti event yang dilepas langsung Walikota Makassar Ramdhan ‘Dani’ Pomanto tersebut.

150 spartan tersebut terkonfirmasi berasal dari lima chapter yaitu tuan rumah Makassar, RIOT Kendari, RIOT Palu, dan RIOT Bali. RIOT Indonesia kini memiliki 14 chapter yang tersebar se-Nusantara.

Spartan RIOT yang hadir di MHM mengikuti tiga kategori yaitu kelas half marathon (21 kilometer), 10 kilometer, dan lima kilometer.

Kapten RIOT Makassar Winardi ‘Akko’ selaku tuan rumah bagi 150-an spartan mengungkapkan bahwa RIOT Indonesia memiliki tradisi khas saat mengikuti event-event besar yang dihadiri banyak chapter.

Selain ‘menghitamkan’ race, spartan juga memiliki kekompakan di antara sesama spartan. Spartan yang ikut race akan mendapatkan cheering (penyambutan) meriah saat menjelang garis finish.

“Itu (cheering) agar mereka tambah semangat dalam menyelesaikan larinya. Dan yang sudah menyelesaikan larinya akan bergabung untuk menyambut yang lain,” ungkap Akko Rabu, (5/10/2022).

Penyambutan yang dilakukan tidak main-main. Sejumlah peralatan diadakan untuk mendukung semarak dan kemeriahannya. Ada drum yang selalu ditabuh saat menyambut, ada juga terompet, balon tepuk, hingga payung untuk memayungi mereka memasuki garis finish.

Keunikan lain dari spartan RIOT Indonesia dalam race, tambah Akko, yaitu tradisi pengawalan. Mereka yang kesulitan menyelesaikan lomba akan dikawal oleh beberapa pelari lain untuk memastikan kondisinya dan menemani hingga garis finish.

“Dan tidak ada pelari kami yang ditinggal. Kami semua akan menunggu hingga pelari terakhir finish. Setelah itu kami semua baru meninggalkan lokasi,” tutur Akko yang juga salah satu pelari ultramarathon RIOT Indonesia.

Iyan Cahyadi | ISP

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *