BITUNG, SULAWESION.COM – Anak yatim piatu bernama Alfaro Willem Kolondam (19) warga Kelurahan Pinokalan, Kecamatan Ranowulu, Kota Bitung, Sulawesi Utara, menjadi korban pengeroyokan oleh sejumlah orang, Rabu (19/03/2025) dini hari.
Menurut keterangan korban Alfaro, peristiwa penganiayaan itu terjadi sekitar pukul 04:30 Wita saat ia sementara makan di rumah.
“Waktu itu saya makan di teras rumah. Kemudian 3 pelaku ini datang dan langsung masuk menyerang secara membabi buta menggunakan batu,” katanya saat ditemui di Kantor Polres Bitung.
Baca juga: K3 Diabaikan, Keselamatan Kerja Awak Kapal Dipertaruhkan
Alfaro mengatakan, ketika diserang ia berusaha menghindar dengan bergegas masuk ke dalam rumah sambil menutup pintu.
“Saya sempat menyelamatkan diri ke dalam rumah. Tapi, pintu rumah dirusak oleh pelaku,” ucapnya.
Ia juga membeberkan, tidak mengetahui secara pasti motif penyerangan tersebut. Bahkan Alfaro mengaku, tak mengenal dekat sejumlah pelaku itu.
“Motifnya apa, saya tidak tau. Saya tidak perna ada persolan dengan mereka. Tiba-tiba saja 3 orang itu datang langsung menyerang,” sebutnya.
Babak Belur Dianiaya Menggunakan Batu
Alfaro Willem Kolondam (19) bersama dengan keluarga dan kerabat dekatnya mendatangi Kantor Polres Bitung, Kamis (20/03/2025) malam.
Kedatangan mereka untuk melaporkan peristiwa penganiayaan secara resmi ke Polres Bitung.
Surat palaporan itu tercatat dengan Nomor: STTLP/B/219/III/2025/SPKT/POLRES BITUNG/POLDA SULAWESI UTARA.
Alfaro menjelaskan, telah berembuk dengan keluarga soal peristiwa yang menimpa dirinya. Hasil dari situ, katanya, ia melaporkan secara resmi ke Polres.
“Tadi sudah di visum. Pelipis kanan nyaris pecah akibat pukulan batu serta dagu dan tangan mengalami luka memar,” tuturnya sembari bilang masih sakit hati dengan kejadian tersebut.
Kasi Humas Polres Bitung Iptu Abdul Natip Anggai saat dikonfirmasi belum menanggapi terkait dugaan kasus tersebut.
3 Pelaku Diduga Keluarga Dekat Pensiunan Polisi
Pasca peristiwa penganiayaan terjadi, Alfaro dan kakanya sempat melaporkan kejadian itu ke Polsek Ranowulu.
Menariknya, korban dan kakanya sempat diarahkan mengambil jalan damai oleh oknum pensiunan polisi.
Pensiunan polisi ini bernama Jhon. Ia disebut-sebut berpangkat Kompol dan perna menjabat Kapolsek Matuari beberapa waktu lalu sebelum pensiun.
Saat komunikasi jalan damai, Alfaro mengaku merasa tertekan. Ia bilang waktu di Polsek pak Jhon terlalu banyak mendominasi pembicaraan.
“Jujur kak, saya baru kali ini berurusan dengan polisi. Saya tidak banyak bicara. Takut kak. Padahal berniat mau laporkan kasus penganiayaan. Tapi, pak Jhon ini menawarkan damai,” katanya.
Sementara itu informasi yang dirangkum media ini, jalan damai yang ditempuh mantan eks Kapolsek Matuari ini berhubungan dengan 3 terduga pelaku. Bahkan disinyalir ketiganya adalah keluarganya.