Bantuan pangan Jokowi di Bitung. (Fto/Yaser)
BITUNG, SULAWESION.COM – Presiden Joko Widodo (Jokowi) bagi-bagi bantuan pangan beras ke warga penerima manfaat di Gudang Bulog Bitung pekan lalu.
Penyaluran bantuan pangan beras itu dianggap sebagai upaya pemerintah pusat melakukan intervensi harga yang mulai tak terkendali di pasar.
Namun, pasca kedatangan mantan Gubernur Jakarta ke kota ‘cakalang’ belum berdampak baik. Pasalnya, hingga pekan ini harga beras di pasar masih diangka Rp.17.000 per kilogram.
Baca Juga: Jelang Kedatangan Jokowi, Pengamanan Gudang Bulog Bitung Diperketat
Dari data Indeks Perkembangan Harga (IPH) Dinas Perdagangan Kota Bitung, tiga varian beras menyentuh angka Rp 16.667 per kilogram . Padahal sebelumnya, di harga Rp.15.333.
Kepala Bidang Dinas Perdagangan Kota Bitung Hengky Sumlang menyatakan, fenomena kenaikan harga bahan pokok di pasar tidak berkaitan dengan momentum bulan Ramadhan.
Menurut Hengky, sejumlah bahan pokok (Bapok) merangkak naik karena kekurangan daya pasokan dari petani beras.
“Tidak ada kaitannya dengan menjelang bulan Ramadhan. Beras ini naik karena pasokan berkurang. Petani lagi menunggu panen. Biasanya, kalau barang kurang di pasar, harga pasti naik,” ucap Hengky, Rabu (28/02/2024).
Ia juga tidak menampik, selain harga beras melambung tinggi, komoditas penting lainnya juga naik. Terutama cabai rawit merah dan daging ayam.
“Cabai rawit ini naik karena musim panennya sudah mulai menurun. Terkait dengan daging ayam berhubungan dengan harga pakan milu yang sudah menyentuh Rp.12.000 per kilogram,” ujarnya.
Hengky juga mengatakan, dalam waktu dekat pihaknya akan berkoordinasi dengan Bulog sebagai upaya akan mengintervensi harga di pasar.
“Dalam waktu dekat pak Kadis akan berkoordinasi dengan pihak Bulog sebagai upaya intervensi harga pasar,” tukasnya.