BITUNG, SULAWESION.COM – Partai Gerindra mempersiapkan 2 opsi dalam Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) Kota Bitung pada November mendatang.
2 opsi itu adalah Head to Head (saling berhadapan) dan melawan kotak kosong.
Ketua Tim Penjaringan Calon Kepala Daerah Partai Gerindra Sulawesi Utara, Ramoy Markus Luntungan menjelaskan, Koalisi Indonesi Maju (KIM) plus punya potensi besar terbentuk untuk Pilkada Sulut.
“Sehingga ini akan berpengaruh ke kabupaten/kota. Termasuk Pilkada Kota Bitung,” katanya, Senin (8/7/2024) kemarin.
Baca juga: Santy Gerald Luntungan Mulus Tatap Pilkada, Pengurus DPC Gerindra Bitung Dievaluasi?
Lebih lanjut, Ramoy menyatakan, Koalisi Indonesi Maju (KIM) plus itu sudah termasuk partai NasDem.
“Menunggu saja pak ketua DPD Gerindra Sulut, Yulius Selvanus Komaling datang. Pasti ada petunjuk lebih lanjut,” katanya.
Terkait dengan opsi lain, kata Ramoy, yaitu koalisi total dengan PDI Perjuangan.
“Kalau opsi ini terjadi itu lain lagi. Tentunya akan ada pembicaraan lanjutan karena punya potensi lawan kotak kosong,” sebutnya.
Koordinator Jaringan Pendidikan Pemilih untuk Rakyat (JPPR) Kota Bitung Arham ‘Ikbal’ Lakue menilai kotak kosong merupakan simbol kemerosotan demokrasi.
“Kota kosong menunjukan kegagalan di internal partai politik dalam mencetak figur yang berani maju di Pilkada. Dampak krisis figur ini membuat persaingan politik tidak kompetitif lagi,” jelasnya.
Dikatakan Ikbal, tidak menutup kemungkinan juga, masyarakat akan menjadi apatis, jika calon kepala daerahnya saja hanya kotak kosong.
“Harusnya, partai politik harus membuat strategi agar masyarakat tidak apatis, dan juga masyarakat bisa menggunakan hak pilihnya dengan tepat. Sehingga melawan kotak kosong akan lebih berat dibanding melawan figur pesaing,” tukasnya.