BITUNG, SULAWESION.COM – Masa-masa duduk dibangku sekolah, disadari atau tidak sebenarnya adalah masa yang sangat menentukan.
Jika di masa-masa bangku sekolah sudah membiarkan diri terbelenggu dengan rokok, miras, tayangan-tayangan cabul, onani, masturbasi, judi serta tarkam maka kecenderungan masa depannya cenderung rusak dan gelap.
Namun, sebaliknya jika di masa muda sudah terbiasa dengan hidup benar, tidak melanggar aturan-aturan hukum dan norma-norma yang berlaku di tengah masyarakat, jujur, rajin, berkualitas serta takut akan Tuhan, maka dapat dipastikan masa depannya akan terus bersinar cemerlang.
Seorang filsuf pernah berkata: “Masa depan adalah milik mereka yang menyiapkan hari ini.”
Mengantisipasi kehidupan buruk di masa remaja ini, pelsis di kota Bitung, khususnya di SMKN 2, yang tergabung dalam pengurus pelsis Kristen Sulawesi Utara serta Jaringan Team Elang Kota Bitung, mengadakan “Kebaktian Oikumene Awal Tahun 2024” menghadirkan pembicara Greivance Gilbert Lumoindong (GGL), anak bungsu dari Pendeta Gilbert Lumoindong.
GGL saat ini sedang menempuh pendidikan di sebuah Sekolah Teologi di Jakarta, yang juga adalah politisi muda PDI Perjuangan yang dalam tahun 2024 mendapat kepercayaan menjadi Caleg PDI Perjuangan DPRD Provinsi Sulawesi Utara dapil Minut-Bitung nomor urut 8.
Dalam renungan Firman Tuhan yang terambil dari I Petrus 2:1-5, Grei sapaan akrabnya menekankan tentang: Masa muda adalah masa emas yang tidak akan terulang kembali, karena itu: harus takut akan Tuhan, harus setia, harus jujur serta harus selalu berjuang serta tidak cepat menyerah.
Setelah penyampaian Firman, Grei mendoakan para pelajar dan para guru. Sebagai acara kebersamaan GGL mengadakan kuis buat semua para siswa yang dapat menjawab pertanyaan kuis, diberikan hadiah langsung berupa buku tulisan Greivance Gilbert Lumoindong “Haruskah Orang Kristen bersuara?”; sebuah telaah antara hubungan Gereja dan Politik.
Sungguh sebuah acara yang mengembirakan dan membahagiakan serta menolong para siswa untuk semakin bersemangat untuk memiliki kehidupan yang makin berdampak di zaman post truth ini.
(***)