Insiden Crane Roboh, Sudah Saatnya Terminal Petikemas Bitung Berbenah

Insiden Crane roboh di terminal Petikemas Bitung. (Dokumentasi | Ist)

BITUNG, SULAWESION.COM – Insiden robohnya gantry crane milik Terminal Petikemas Bitung membuat geger pekerja pelabuhan, Rabu (21/5/2025) siang.

Terminal yang digadang-gadang bakal menjadi gerbang eksport – impor di Indonesia Timur ini sudah sepatutnya berbenah.

Bacaan Lainnya

Tak hanya berbasis pada keuntungan negara. Tapi abai soal kelayakan alat berat dan keselamatan kerja.

Insiden gantry crane yang roboh tidak elok jika hanya dilihat konteks faktor alam. Alasan semacam ini potensi membuka ruang spekulasi liar publik.

Apalagi kelayakan alat berat yang operasikan di Terminal Petikemas Bitung hanya eks barang bekas negara tetangga.

Ketua Asosiasi Logistik dan Forwarder Indonesia atau Indonesian Logistics Forwarder Association (ALFI/ILFA) Sulawesi Utara, Ramlan Ifran angkat bicara atas insiden robohnya Rubber Tyred Gantry Crane (RFG) Crane.

Menurut Ramlan, robohnya RTG Crane ini dipastikan akan berdampak terhadap pelayanan distribusi logistik di Sulawesi Utara.

“Pertama saya prihatin dengan insiden ini. Tentunya dengan robohnya Crane ini bakal berdampak terhadap arus distribusi logistik. Sedangkan tidak ada insiden saja, pelayanan sudah sangat memprihatinkan,” ungkapnya.

Ramlan menambahkan, bahwa kegalauan pengguna jasa tidak saja datang dari ALFI/ILFA, tetapi juga dari stakeholder lainnya.

“Mewakili semua stakeholder yang ada. Saya merasakan kegalauan teman teman semua bukan hanya ALFI/ILFA, tapi juga teman-teman INSA yang juga merupakan pengguna jasa, hanya saja teman-teman tidak ingin bersuara lantang selama ini, tapi dengan kejadian ini, kami minta TPB segera berbenah dan memperbaiki pelayanan yang ada,” jelasnya.

Keterangan pers yang disampaikan Terminal Petikemas Bitung. (Dokumentasi | Yaser Baginda)

Dari keterangan pers yang disampaikan oleh Manager Operasional dan HSSE Terminal Petikemas Bitung, Abdul Rustan, pihaknya sementara melakukan investigasi apa penyebab peristiwa RTG Crane nomor 07 itu roboh.

“Dugaan awal kita adalah angin kencang yang tiba tiba berhembus hari ini, tapi kami secara internal juga memastikan akan melakukan investigasi. Soal pelayanan, kami pastikan sesuai instruksi jajaran direksi akan tetap berjalan normal,” tukasnya.

Sebagai informasi, insiden robohnya RTG Crane di Terminal Petikemas Bitung (TPB) menyebabkan seorang operator masih dirawat di salah satu rumah sakit, serta sebuah perahu nelayan mengalami rusak parah.

Pos terkait

Tinggalkan Balasan