BITUNG, SULAWESION.COM – Kapal pesiar mewah MV. Haritage Adventurer kembali bersandar di wilayah Kota Bitung, Sulawesi Utara.
Kedatangan kapal pesiar sepanjang 124,8 meter dan lebar 18 meter itu berlabuh di perairan Batuputih Bawah, Kecamatan Ranowulu, Sabtu (29/6/2024) pagi.
Informasi yang berhasil dirangkum media ini, kapal yang dibangun pada tahun 1991 dengan biaya USD 75 juta (sekitar Rp.1,1 trilyun) membawa 177 penumpang dan crew.
Baca juga: Batuputih Bawah Wakili Sulut Masuk 50 Besar Desa Wisata Terbaik 2024
Para turis di kapal pesiar MV. Haritage Adventurer dijadwalkan bakal menjelajah hutan untuk melihat keanekaragaman hayati Taman Wisata Alam (TWA) Batuputih.
Plt Asisten I Pemerintah Kota (Pemkot) Bitung Albert Sergius saat dikonfirmasi mengatakan, saat ini para turis dalam proses kembali ke atas kapal menggunakan boat untuk melanjutkan perjalanan ke Batu Angus.
“Tadi para turis sudah menjelajah hutan TWA Batuputih. Saat ini sementara persiapan kembali ke atas kapal untuk melanjutkan perjalanan ke Batu Angus. Disana agendanya snorkling dan diving,” beber Albert sembari mengatakan, Kapal pesiar mewah MV. Haritage Adventurer sebelumnya sudah perna datang ke Bitung.
Ia juga menjelaskan, kedatangan kapal MV. Haritage Adventurer di Bitung merupakan keberhasilan pemerintahan era Maurits Mantiri sebagai Walikota Bitung.
“Ini merupakan suatu pencapaian pak Walikota Maurits Mantiri yang mampu membuka sekat antara pemerintah kota (Pemkot) Bitung dan Kementrian Lingkungan Hidup dan Kehutanan. Dimana kepemimpinan Maurits Mantiri tempat wisata hutan dibangun oleh Pemkot meski milik dari kementrian,” tegasnya.
Batuputih Bawah
Diketahui, Batuputih Bawah setelah melewati proses persaingan yang panjang dan ketat, baru-baru ini mewakili Sulawesi Utara masuk dalam 50 besar Desa Wisata terbaik Anugerah Desa Wisata Indonesia (ADWI) 2024.
ADWI 2024 merupakan suatu penghargaan bergengsi dalam dunia pariwisata di Indonesia. ADWI itu juga mengangkat tema ‘Desa Wisata Menuju Hijau Berkelas Dunia’. Dimana pariwisata hijau merupakan visi untuk masa depan Indonesia.
Pariwisata hijau bukan hanya tentang lingkungan, tapi juga pariwisata yang berkelanjutan, yang tidak hanya menguntungkan secara ekonomi, tapi juga menimalkan dapak negatif, menjaga dan melestarikan lingkungan dan budaya lokal.