Korban Keracunan Makanan Bertambah, Walikota Tegaskan Warga Bitung yang Dirawat Ditanggung BPJS

Kasus keracunan makanan di Kota Bitung. (Dokumentasi | Yaser Baginda)

BITUNG, SULAWESION.COM – Korban keracunan makanan terus bertambah di Kota Bitung. Kabar teranyar, korban keracunan dalam hajatan pernikahan itu tembus 41 orang yang dirawat di beberapa Rumah Sakit (RS).

Walikota Bitung Maurits Mantiri menyatakan, puluhan warga yang sementara menjalani perawatan di rumah sakit diduga keracunan makanan.

Bacaan Lainnya

Maurits Mantiri juga menjelaskan, biaya pengobatan warga yang mengalami korban keracunan sudah ditanggung BPJS yang merupakan salah satu program kesehatan Pemkot Bitung.

Baca juga: Belasan Warga Bitung Keracunan Makanan Usai Hadiri Pesta Pernikahan

“Informasi soal warga yang diduga keracunan makanan tak mendapat pelayanan karena tidak terdaftar BPJS adalah hoax,” kata Maurits, Senin (9/9/2024).

Namanya warga berKTP Kota Bitung, kata Maurits, biaya kesehatan sudah ditanggung pemerintah lewat BPJS Kesehatan.

“Cukup menunjukkan KTP maka pihak rumah sakit akan langsung melayani karena namanya warga berKTP Kota Bitung itu otomastis ditanggung BPJS saat berobat,” katanya.

Sementara itu, puluhan warga Kota Bitung harus dilarikan ke rumah sakit usai menghadiri pesta pernikahan, Jumat (6/9/2024) malam.

Warga diduga mengalami korban keracunan usai menyantap hidangan pesti pernikahan di Kelurahan Winenet Satu Kecamatan Aertembaga.

dr Meyhelin didampingi Kepala Ruangan Instalasi Gawat Darurat (IGD) Rumah Sakit Budi Mulia, dr Frany Senduk sebelumnya mengatakan, ada 14 warga mengalami gejala sakit yang sama.

“Pasien dengan keluhan berupa lemah badan, mual dan nyeri perut. Hasil observasi dan dugaan sementara belasan pasien itu mengalami keracunan makanan. Tapi untuk mengetahui lebih lanjut harus ada pemeriksaan sampel makanan,” kata dr Meyhelin.

Ia juga menjelaskan, telah berkoordinasi dengan Dinas Kesehatan soal pengambilan sampel makanan.

“Kami sudah berkoordinasi dengan Dinas Kesehatan untuk memastikan sampel makanan,” tukasnya.

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *