BOLMUT,SULAWESION.COM– Evi Pantas guru sekolah Taman Kanak-Kanak (TK) Negeri Tuwokona, Binjeita II, Kecamatan Bolangitang Timur merasa khawatir dengan kesehatan anak didiknya akibat debu yang ia sebut berasal dari Batu Bara PLTU.
Dirinya juga khawatir terhadap kesehatannya. Apalagi Evi saat ini sudah berumur 50-an tahun. Sekolahnya sangat dekat dengan PLTU Sulut 1 Binjeita.
Selain sekolah TK. Disamping juga ada sekolah Pendidikan Usia Dini (Paud) KB Theodora informasi dari guru mereka ada 25 siswa disini.
“Disekolah saya ada enam siswa. Saat ini saya rutin membersihkan debu batu bara yang terdapat dilantai sekolah,”katanya.
Menurut Evi, ada salah satu siswa yang beberapa kali terkena batuk dan demam. Ia pun belum mengetahui apa penyebabnya.
“Mereka kan sering bermain. Selain itu ada juga yang sering membawa makanan dari rumah,”jelasnya.
Kepala puskesmas Bohabak Mukhlis Kohongia ketika ditemui, Rabu 3 Desember 2025 mengatakan memang saat ini ada warga Binjeita II yang datang ke puskesmas terkait kasus ISPA.
Tapi dirinya belum mengetahui lebih jauh apa penyebabnya. Apa karena soal cuaca atau hal lain. Namun, katanya ISPA biasanya warga pergi memeriksa ditempat praktek atau membeli obat diapotik langsung.

Pelaksana tugas (Plt) kepala dinas lingkungan hidup Kabupaten Bolmut Atler Manginsoa menambahkan pihakya bakal turun ke lokasi terkait keluhan warga soal debu batu bara.
“Pekan depan akan turun. Tim sudah siap,”jelasnya.
Dilansir dari Antara, Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI) mengingatkan pemerintah bertanggung jawab atas kualitas udara yang sehat bagi anak-anak.
Hal ini sesuai dengan amanat undang-undang perlindungan anak dan undang-undang kesehatan.
Diketahui fenomena debu batu bara di desa Binjeita II diakui oleh Kepala desanya Ibrahim Coloay.
Dilansir dari Yayasan Indonesia Cerah proses pembakaran batu bara untuk menghasilkan energi menghasilkan emisi berbagai zat berbahaya, termasuk sulfur dioksida (SO2), nitrogen oksida (NOx), partikulat, dan gas rumah kaca seperti karbon dioksida (CO2).
Emisi ini menyebabkan peningkatan polusi udara yang dapat berdampak buruk pada kesehatan manusia dan lingkungan secara keseluruhan.
Selanjutnya Paparan polutan yang dihasilkan dari pembakaran batu bara memiliki dampak serius pada kesehatan manusia.
Partikel-partikel kecil yang terhirup dapat menyebabkan gangguan pernapasan, penyakit jantung, dan bahkan kematian.
Peningkatan polusi udara juga dapat meningkatkan risiko penyakit pernapasan kronis seperti asma dan bronkitis.







