Bolmut, Hujan di Musim Kemarau

Tampak seekor burung yang berada di halaman kantor Bupati Bolmut pasca hujan beberapa waktu lalu. (Foto Fandri Mamomto)

BOLMUT,SULAWESION.COM– Berdasarkan laporan Stasiun Klimatologi Sulawesi Utara (Sulut) Kabupaten Bolaang Mongondow Utara (Bolmut) saat ini telah memasuki musim kemarau.

Hal ini diungkapkan oleh Koordinator Bidang Observasi dan Informasi Stasiun Klimatologi Sulawesi Utara (Sulut) Muhammad Candra Buana menurutnya saat ini Bolmut sudah memasuki musim kemarau. Dan merata di Sulut. Bukan hanya Bolmut.

Bacaan Lainnya

Hanya saja pantauan media ini beberapa hari terakhir Kabupaten yang berbatasan dengan provinsi Goronalo ini dilanda hujan. Bahkan lebat.

Mengapa Terjadi Hujan di Musim Kemarau Saat Ini?

Candra menambahkan saat ini suhu muka laut cenderung masih hangat kisaran 0.5 -2.5’C disertai adanya belokan angin.

“Atau yang sering disebut sheerline salah satu dampak dari badai tropis di Fiipina,”ujarnya saat ditanya terkait hujan saat ini.

Sebelumnya, Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) mengimbau masyarakat untuk meningkatkan kewaspadaan menghadapi potensi cuaca ekstrem dalam beberapa hari ke depan.

Peringatan ini dikeluarkan setelah terpantau peningkatan curah hujan signifikan di berbagai wilayah Indonesia sejak awal Agustus 2025.

Deputi Bidang Meteorologi BMKG, Guswanto mengatakan hujan dengan intensitas ekstrem telah melanda sejumlah provinsi.

“Peningkatan curah hujan ini dipicu oleh kombinasi fenomena atmosfer seperti Madden-Julian Oscillation (MJO), gelombang atmosfer, pengaruh tidak langsung bibit siklon tropis 90S dan 96W, sirkulasi siklonik, serta perlambatan dan pertemuan angin di sekitar Indonesia,”ujarnya dilansir dari laman BMKG.

Sementara itu, Direktur Meteorologi Publik BMKG, Andri Ramdhani mengatakan Indeks Dipole Mode yang saat ini bernilai negatif juga berperan, menandakan adanya aliran massa udara dari Samudra Hindia menuju Indonesia.

“Gabungan faktor dinamika atmosfer tersebut mendorong pertumbuhan awan hujan masif yang berpotensi memicu hujan lebat disertai kilat/petir dan angin kencang,”katanya.

Berdasarkan analisis BMKG, potensi hujan sedang hingga lebat disertai kilat/petir dan angin kencang pada 11–13 Agustus 2025 dapat terjadi di sebagian besar wilayah Sumatra, Jawa, Kalimantan, Sulawesi, Maluku, dan Papua.

Selanjutnya pada 14–16 Agustus 2025, intensitas hujan diperkirakan menurun, namun wilayah Bengkulu, Kalimantan Timur, dan Papua Pegunungan tetap berpotensi mengalami hujan lebat.

Selain itu, angin kencang berpeluang terjadi di Aceh, Banten, Jawa Barat, Bali, Maluku, Nusa Tenggara Barat, Nusa Tenggara Timur, Sulawesi Selatan, dan Papua Selatan, yang dapat memicu gelombang laut tinggi di sekitarnya.

 

 

Pos terkait

Tinggalkan Balasan