Capaian Cek Kesehatan Gratis di Bolmut Masih Rendah, Banyak Warga Belum Ikut

Sosialisasi kesehatan gigi pada anak-anak sekolah di Bolmut. (Foto Fandri Mamonto)

BOLMUT,SULAWESION.COM– Capaian Cek Kesehatan Gratis (CKG) di Kabupaten Bolaang Mongondow Utara (Bolmut) masih rendah. Data Dinas kesehatan (Dinkes) Bolmut capaiannya baru 12,58 persen dari target 36 persen pada tahun 2025.

Program CKG yang berlangsung sejak 10 Februari 2025 secara nasional ini. Dimana Bolmut mencatat partisipasi publik sekitar 10.985 warga yang melakukan pemeriksaan kesehatan gratis dari 87.301 sasaran.

Bacaan Lainnya

Dengan demikian masih ada 76.316 warga yang belum melakukan pemeriksaan kesehatan gratis.

Kepala Dinas kesehatan (Dinkes) Kabupaten Bolmut Ali Dumbela melalui kepala bidang Kesehatan masyarakat (Kesmas) Meity Tombinawa mengatakan pihaknya akan terus mensosialisasikan kepada masyrakat terkait CKG ini.

Dirinya juga menyebut pemeriksaan CKG semua bisa ikut. Bukan hanya warga yang merayakan hari ulang tahun.

Diketahui CKG ini bagian dari Program Hasil Terbaik Cepat (PHTC) Presiden Prabowo ini sekaligus mengungkap gambaran kesehatan masyarakat.

Dimana data Kementrian kesehatan (Kemenkes) RI yakni tingginya proporsi warga dewasa yang kurang aktivitas fisik mencapai 95,8 persen, serta temuan signifikan pada kesehatan gigi, obesitas, dan tekanan darah.

Berdasarkan data akhir Oktober 2025, pada kelompok dewasa, hampir seluruh peserta masuk kategori kurang aktivitas fisik (96%), disusul karies gigi (41,9%), obesitas sentral (32,9%), overweight dan obesitas (24,4%).

Temuan ini mengonfirmasi penyakit tidak menular masih menjadi ancaman utama bagi kelompok produktif.

Temuan serupa juga terlihat  pada kelompok usia lain. Pada bayi baru lahir, ditemukan risiko kelainan saluran empedu (18,6%), berat badan lahir rendah (6,1%), dan penyakit jantung bawaan kritis (5,5%).

Pada balita dan anak prasekolah, masalah gigi tidak sehat (31,5%), stunting (5,3%), dan wasting (3,8%) masih mendominasi.

Sementara di kalangan remaja dan pelajar, ditemukan aktivitas fisik kurang (60,1%), karies gigi (50,3%), dan anemia (27,2%) menunjukkan pola hidup tidak aktif sudah terbentuk sejak usia muda.

Pada kelompok lansia pun tak luput dari perhatian. Sebanyak 96,7% tercatat kurang aktivitas fisik dan 37,7% mengalami hipertensi.

Menteri Kesehatan RI Budi Gunadi Sadikin mengatakan CKG bukan sekadar pemeriksaan massal, tetapi merupakan instrumen strategis untuk deteksi dini dan tatalaksana dini untuk penyakit.

“Program ini bukan hanya soal jumlah peserta, tapi bagaimana hasilnya kita gunakan untuk memperkuat kebijakan, layanan kesehatan, dan intervensi di masyarakat,”katanya dilansir dari laman Kemenkes.

Budi menambahkan, hasil CKG akan digunakan untuk memperkuat kebijakan kesehatan dan promosi gaya hidup sehat di masa mendatang.

“Kita ingin masyarakat bukan hanya sembuh dari penyakit, tapi mampu menjaga kesehatannya secara berkelanjutan,” ujar Menkes Budi.

 

Pos terkait

Tinggalkan Balasan