BOLMUT, SULAWESION.COM – Upaya penurunan stunting di Kabupaten Bolaang Mongondow Utara (Bolmut) terus dilakukan dengan berbagai cara dan berdasarkan data.
Menariknya, jika kita melihat data stunting di Bolmut bagai dua sisi berbeda. Jika mengacu pada data Survei Kesehatan Indonesia (SKI) pada 2023 oleh kementerian kesehatan (Kemenkes) RI angka stunting di Bolmut mencapai 27,8 persen.
Angka ini mengalami kenaikan dibandingkan pada tahun 2022 dengan data Survei Status Gizi Balita (SSGI) prevalensi stunting mencapai 21,9 persen. Maka ada kenaikan mencapai 5,9 persen.
Sementara itu jika mengacu pada aplikasi elektronik-Pencatatan dan Pelaporan Gizi Berbasis masyarakat (e-PPGBM) per 5 Februari 2024 angka stunting di Bolmut mencapai 1,69 persen.
Walau demikian baik data SKI dan e-PPGBM tetap digunakan oleh Pemkab Bolmut dalam mengambil kebijakan menurunkan stunting.
Dinas Pengendalian Penduduk, Keluarga Berencana Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (PPKBPPPA) melalui Kepala Bidang Keluarga Berencana Keluarga Sejahtera (KBKS) Zulkifli Masuara mengatakan data SKI adalah sebuah survei lima tahun sekali.
“Sementara itu e-PPGBM merupakan alat ukur langsung pada bayi dua tahun (Baduta) setiap bulan,” katanya.
Kepala Dinas (Kadis) PPKBPPPA Bolmut Yani Lasama menambahkan indikator SKI banyak yang dinilai termasuk faktor-faktor resiko sampai alat ukur yang digunakan.
“Jadi nantinya ada aksi serentak cegah stunting by name by address yang ada dalam SKI. Nantinya kerjasama dengan dinkes untuk diintervensi dimana permasalahan yang terjadi,” tambahnya.
Pada bulan Juni mendatang, akan ada aksi serentak secara nasional untuk cegah stunting termasuk yang masuk di SKI.
“Dengan sasaran balita, calon pengantin, ibu hamil dan juga faktor resiko lainnya,” ujar Lasama.
Sebelumnya Penjabat (Pj) Bupati Bolmut Sirajudin Lasena mengatakan penurunan angka stunting harus dilakukan dengan memperkuat koordinasi lintas sektor.
“Dan diperlukan komitmen yang kuat dari pemerintah daerah untuk memastikan program penurunan stunting dapat direncanakan dan dianggarkan,” katanya.
Saat ini pemerintah daerah sedang gencar membuat inovasi sebagai dasar untuk menurunkan angka stunting.
“Saya berharap untuk totalitas untuk dalam upaya menurunkan angka stunting yang ada di Kabupaten Bolmut,” jelasnya.
Sementara itu Wakil Gubernur Sulawesi Utara Steven Kandouw saat membuka kegiatan penilaian kinerja delapan aksi konvergensi stunting tahun 2024 di The Sentra Hotel Manado pada Selasa (28/5/2024), mengatakan tujuan pelaksanaan kegiatan yakni mengetahui aspek kinerja apa saja yang sudah baik atau yang masih perlu ditingkatkan.
“Melakukan pembinaan, pengawasan dan evaluasi kinerja percepatan penurunan stunting. Mengetahui hal inspiratif, replikatif dan inovatif dalam pelaksanaan konvergensi penurunan stunting dan memfasilitasi sharing pembelajaran yang dapat dimanfaatkan kabupaten/kota,” katanya.
Dirinya juga menyampaikan langkah strategis nasional dan daerah dalam upaya penurunan stunting.
Dimana berdasarkan edaran Mendagri ke gubernur dan bupati/wali kota, pada tanggal 13 Mei 2024, pemerintah daerah provinsi dan kabupaten/kota agar mendukung pelaksanaan kegiatan 10 pasti intervensi serentak pencegahan stunting dengan memastikan pendataan seluruh catin, ibu hamil, dan balita yang ada di wilayah kerjanya untuk menjadi sasaran.
Memastikan seluruh calon pengantin (catin) mendapatkan pendampingan serta memastikan kehadiran ibu hamil serta balita datang ke pos pelayanan terpadu (Posyandu).
Memastikan ketersediaan alat antropometri terstandar di seluruh Posyandu. Memastikan seluruh kader memiliki keterampilan dalam pengukuran antropometri terstandar serta penyuluhan untuk ibu hamil dan balita.
Memastikan pengukuran menggunakan alat antropometri terstandar, memastikan intervensi pada ibu hamil dan balita yang bermasalah gizi, memastikan seluruh ibu hamil dan balita diberikan edukasi di Posyandu
Memastikan pencatatan hasil penimbangan dan pengukuran serta intervensi ke dalam sistem informasi e-PPGBM di hari yang sama, memastikan dilakukan monitoring dan evaluasi terhadap pelaksanaan intervensi serentak.
Dan memastikan ketersediaan pembiayaan pelaksanaan intervensi serentak termasuk rujukan kasus ke fasilitas layanan kesehatan.
Tujuan pelaksanaan kegiatan intervensi serentak pencegahan stunting yaitu mendeteksi dini masalah gizi, memberikan edukasi pencegahan stunting kepada seluruh sasaran dan melakukan intervensi segera bagi sasaran yang memiliki masalah gizi serta meningkatkan kunjungan cakupan sasaran ke Posyandu.
Berikut Jumlah Balita Stunting di Bolmut pada Tahun 2023:
Puskesmas Sangtombolang 4 anak
Puskesmas Sangkub 12 anak
Puskesmas Bintauna Pantai 4 anak
Puskesmas Bintauna 1 anak
Puskesmas Mokoditek 3 anak
Puskesmas Bohabak 10 anak
Puskesmas Biontong 2 anak
Puskesmas Ollot 16 anak
Puskesmas Bolangitang 11 anak
Puskesmas Boroko 14 anak
Puskesmas Tuntung 2 anak
Puskesmas Buko 4 anak
Desa Lokus Stunting pada Tahun 2024
10 desa lokus stunting pada tahun 2024. 10 desa tersebut terletak di Kecamatan Bolangitang Barat. Sebagai berikut:
1. Desa Paku
2. Desa Ollot 2
3. Desa Ollot 1
4. Desa Sonuo
5. Desa Paku Selatan
6. Desa Keimanga
7. Desa Tanjung Buaya
8. Desa Langi
9. Desa Wakat
10. Desa Iyok
Berikut 22 Desa Lokus Stunting di Bolmut Pada Tahun 2025:
1. Sompiro, 3 anak stunting
2. Sangkub 1, 3 anak stunting
3. Sangkub IV, 3 anak stunting
4. Bintauna Pantai, 1 anak stunting
5. Batulintik, 1 anak stunting
6. Talaga (Bintauna), 1 anak stunting
7. Bohabak IV, 2 anak stunting
8. Bohabak I, 4 anak stunting
9. Binjeita II, 2 anak stunting
10. Tanjung Labuo, 1 anak stunting
11. Binuni, 2 anak stunting
12. Ollot 1, 3 anak stunting
13. Sonuo, 4 anak stunting
14. Talaga (Bolbar), 4 anak stunting
15. Paku Selatan, 6 anak stunting
16. Keimanga, 4 anak stunting
17. Boroko, 3 anak stunting
18. Komus II Timur, 2 anak stunting
19. Bigo Selatan, 3 anak stunting
20. Busato, 1 anak stunting
21. Dalapuli, 2 anak stunting
22. Tanjung Sidupa, 1 anak stunting
Sumber: Dinas PPKBPPPA Bolmut