DATA: Tren Penurunan Luas Panen dan Produksi Padi di Bolmut

Trend penurunan luas panen komoditas padi (padi sawah dan padi ladang) diolah Fandri Mamonto.

BOLMUT,SULAWESION.COM– Curah hujan yang terus menerus bertambah intensitasnya pada awal tahun 2025 ini bakal memperparah tren penurunan panen komoditas padi di Bolmut yang telah terjadi sejak tujuh tahun terakhir.

Berdasarkan data dalam roadmap percepatan pembangunan pertanian Kabupaten Bolmut tahun 2025-2045 yang disusun oleh pemkab Bolmut kerjasama dengan Institut Pertanian Bogor (IPB), pada tahun 2023 luas panen komoditas padi (sawah dan ladang) seluas 6.930 Ha.

Bacaan Lainnya

Angka ini menurun jauh dibandingkan tahun 2017 dimana luas lahan panen komoditas padi adalah 16.940 Ha.

Penurunan drastis luas panen komoditas padi terjadi antara tahun 2019 dengan luas lahan panen 15.893 Ha menjadi 8.440 Ha pada tahun 2021. Terjadi akibat adanya alih fungsi lahan ke komoditas jagung.

Namun tren penurunan itu terus berlanjut. Penurunan luas panen komoditas padi dibarengi oleh penurunan produksi padi setiap tahun.

Produksi padi di Kabupaten Bolaang Mongondow Utara pada tahun 2023 sebesar 37.769 ton atau turun 5.619 ton dari sebelumnya 43.388 ton pada tahun 2022.

Koordinator Bidang Observasi dan Informasi Stasiun Klimatologi Sulawesi Utara Muhammad Candra Buana mengatakan, pada tahun 2023 terjadi kemarau sebagai dampak badai El Nino yang melanda Bolmut.

Hal ini berakibat pada penurunan produksi padi sawah dan ladang di Bolmut, dari produksi tahun 2022 yang mencapai 43.388 ton lantas turun di tahun 2023 menjadi 37.769 ton.

Padahal, Bolmut belum lagi pulih dari dampak La Nina tahun 2020 yang justru meningkatkan curah hujan. Saat itu Bolmut dilanda banjir bandang dan tanah longsor yang menyebab kerugian infrastruktur dan ekonomi.

Kerugian pertanian sawah seluas 1.786,66 hektar sedangkan ladang mencapai 341 hektar. Pemkab Bolmut menaksir total kerugian akibat banjir bandang mencapai Rp104.423.661.375.

“Pasca banjir besar tahun 2020 melanda Bolmut, banyak jaringan irigasi yang rusak,” kata Kepala bidang Prasarana, Sarana dan Penyuluh Dinas Pertanian Bolmut Syarifuddin saat diwawancara pada Kamis 6 Februari 2025.

Menurut peneliti BMKG Siswanto dalam webinar yang diselenggarakan oleh Yayasan Pikul dan Lapor Iklim pada tahun 2020 Bolmut terkena dampak La Nina.

Yang mengakibatkan bencana hidrometeorologi, yakni peristiwa yang disebabkan oleh meteorologi dan atau klimatologi yang ekstrim.

Hal ini adalah suatu proses alam yang terjadi di atmosfer, air atau laut yang menyebabkan banjir. Di Bolmut sudah jelas dampaknya yakni penurunan panen padi sawah dan ladang.

Trend penurunan produksi padi sawah dan ladang di Bolmut.

Tak heran jika pada tahun 2023 data Badan Pusat Statistik (BPS) Bolmut menyebut pertumbuhan ekonomi Bolmut turun, di angka 5,43 persen, dibandingkan tahun 2022 yang di angka 5,52 persen.

BPS mengakui bahwa perlambatan pertumbuhan ekonomi tahun 2023 ini terjadi karena fenomena El Nino yang membuat produksi komoditas pertanian, terutama tanaman pangan, cenderung menurun.

Ujungnya, jumlah penduduk miskin pada tahun 2023 pun mengalami kenaikan menjadi 6.550 jiwa, yang sebelumnya pada tahun 2022 di angka 6.010 jiwa. Penyebabnya adalah akibat kenaikan harga beras dan bahan pokok lainnya.

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *