BOLMUT,SULAWESION.COM- Dinas pertanian Kabupaten Bolaang Mongondow Utara (Bolmut) saat ini sudah banyak menerima laporan hewan ternak sapi yang mengalami sakit.
Hal ini diungkapkan oleh Kepala Bidang Peternakan Dinas Pertanian Bolmut Fudin Talibo. Menurutnya data yang ada sudah sekitar 50 hewan ternak sapi yang mereka tangani karena sakit.
Fudin menambahkan sapi-sapi ini diduga terkena Penyakit Mulut dan Kuku (PMK). Ini baru sebatas dugaan.
“Tapi bisa mengarah kesana. Karena tanda-tanda PMK sudah terlihat jelas. Dimana sapi susah makan. Mulutnya luka atau seperti sariawan. Itu sudah terlihat sapi-sapi yang kami tangani,”ungkapnya.
Ia menambahkan, ini kemungkinan sudah menyebar dienam Kecamatan yang ada di Bolmut. Karena proses penyebaran cepat.
“Saat ini juga timnya sudah mengambil langkah-langkah terkait penyebaran sapi yang sakit ini. Termasuk memberikan edukasi kepada peternak, melakukan pencegahan. Karena paling penting saat ini bagaimana sapi harus tetap makan,”jelasnya.
Selain itu pihaknya juga telah mengimbau agar perdagangan sapi yang masuk di Bolmut untuk sementara dihentikan dulu.
“Kami juga sudah melaporkan ke dinas pertanian dan peternakaan provinsi Sulut. Karena Bolmut ini merupakan pintu masuk perdagangan hewan ternak di Sulut,”katanya.
Untuk memastikan apakah sapi di Bolmut ini sudah positif PMK tentu melalui hasil uji laboratorium. Pihaknya berharap peternak bisa melaporkan jika ada sapi yang sakit.
Sementara itu salah satu peternak sapi di Bolmut mengatakan saat ini satu ekor sapinya masih sakit. Bahkan karena sapi tersebut sakit, anaknya baru lahir meninggal.
“Sapi tersebut susah makan. Mulutnya seperti sariawan,”ujarnya.
Walau demikian sudah ada sapinya yang sembuh. Selain telah disuntik, dirinya membersihkan sapi termasuk mulutnya. Penting bagaimana sapi itu dia makan.
“Karena kalau kuat dia cepat sembuh,”jelasnya.
Dilansir dari akun Instagram Karantinasulawesiutara, dimana pada pekan lalu Karantina Sulawesi Utara (Sulut) diwakili oleh ketua tim karantina Hewan, Setyawan Pramularsih dan tim lakukan koordinasi dengan Dinas Pertanian dan Peternakan (Distanak) Daerah Provinsi Sulut.
Koordinasi ini berfokus pada sinergisitas penguatan pengawasan terhadap lalu lintas hewan dan produk hewan yang rentan terinfeksi PMK, khususnya mencegah pemasukan hewan atau daging hewan dari wilayah wabah/suspek PMK ke provinsi Sulawesi Utara.
Dalam waktu dekat, Karantina dan Distanak Sulawesi Utara sepakat untuk bekerjasama menghidupkan kembali Satuan Tugas (Satgas PMK), melakukan re-vaksinasi kepada hewan-hewan yang rentan terjangkit PMK seperti sapi, kambing, dan babi.
Sosialisasi terkait wabah PMK juga akan dilakukan di wilayah perbatasan provinsi Sulawesi Utara-Gorontalo sebagai mitigasi.
Kepala Karantina Sulut, I Wayan Kertanegara berharap upaya sinergisitas dengan berbagai intansi terkait ini bisa semakin memperkuat pengawasan baik di tempat pengeluaran/pemasukan yang telah ditetapkan.
“Dan utamanya di tempat-tempat yang tidak ditetapkan oleh pemerintah pusat serta di perbatasan antar negara dan provinsi dalam mencegah terjadinya penyebaran penyakit PMK di Sulawesi Utara,”jelasnya.