BOLMUT,SULAWESION.COM-Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) memprediksikan sebagian besar wilayah Indonesia sebanyak 63,66 persen zona musim akan memasuki periode musim kemarau pada bulan Mei hingga Agustus 2024.
Menanggapi hal ini dinas pertanian Kabupaten Bolmut melalui Kepala bidang prasarana, sarana dan penyuluh dinas pertanian Bolmut Syarifuddin menganjurkan beberapa rekomendasi pertama hasil panen jangan langsung dihabiskan tapi disimpan sebagian.
“Untuk persiapan menjaga kemungkinan terjadinya perubahan iklim,”ujarnya.
Kedua pergunakan benih padi varietas tahan panas seperti varietas Situ Bagendit.
“Ketiga pergunakan benih varietas genja (bisa panen lebih cepat). Empat hemat penggunaan air. Dan banyak menanam umbi-umbian,”ujarnya.
Saat ini juga pemerintah pusat ada program Perluasan Areal Tanam (PAT) khusus padi sawah yaitu irigasi perpompaan namanya. Program ini dari pusat Kementerian Pertanian kerja sama dengan TNI.
“Bulan lalu tim dari provinsi dalam hal ini balai sungai sudah turun langsung mengidentifikasi lokasi yang layak untuk di bantu irigasi perpompaan,”ujarnya saat ditanya bagaimana langkah menghadapi dampak El Nino dan kemarau.
Sementara itu untuk mendapatkan program ini sangat selektif karena persyaratan teknis untuk mendapatkan program ini yaitu sebagai berikut.
Pertama bukan lahan irigasi tapi lahan tadah hujan. Kedua luas areal 20 hektar. Ketiga dekat sumber air, keempat IP 0-1.
“Kelima Petani bersedia menerima bantuan. Dari persyaratan teknis di atas di Bolmut sulit mendapatkan lahan sesuai persyaratan,”ujarnya.
Seingga saran dinas pertanian mengusulkan kelompok tani yang mendekati persyaratan yang dimaksud.
“Nanti tim verifikasi yang menentukan sehingga diusulkan empat kelompok tani yang telah dikunjungi langsung kemarin oleh tim penanggungjawab PAT Sulut dari Kementan,”katanya.
Sementara itu BMKG, melalui deputi Bidang Meteorologi, Guswanto mengatakan memasuki periode Mei, sebagian wilayah Indonesia mulai mengalami awal kemarau dan sebagian wilayah lainnya masih mengalami periode peralihan musim atau pancaroba.
“Sehingga potensi fenomena suhu panas dan kondisi cerah di siang hari masih mendominasi cuaca secara umum di awal Mei 2024,”ujarnya.
Mencermati kejadian fenomena gelombang panas yang terjadi di sebagian wilayah Asia dalam sepekan terakhir, Guswanto menambahkan fenomena gelombang panas tersebut tidak terkait dengan kondisi suhu panas yang terjadi di wilayah Indonesia.
“Hal ini karena fenomena udara panas yang terjadi di Indonesia belakangan merupakan fenomena yang bersiklus terjadi setiap tahun sebagai akibat dari adanya gerak semu matahari dan kondisi cuaca cerah pada siang hari,”katanya.