Hampir Dua Bulan, Stok Obat Ini Khusus Anak Kosong di Bolmut

Keberadaan obat batuk jenis sirup khusus anak alami kekosongan hampir dua bulan. Bahkan pihak Instalasi Farmasi telah mengusulkan ke dinkes Bolmut. (Foto Fandri Mamonto)

BOLMUT,SULAWESION.COM- Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Bolaang Mongondow Utara (Bolmut) harus berkomitmen penuh terhadap hak anak atas kesehatan.

Sebagai kelompok rentan, pemkab Bolmut perlu memperhatikan hak anak dari segi layanan kesehatan. Salah satunya ketersedian obat bagi mereka (anak).

Bacaan Lainnya

Disisi lain, hampir dua bulan ini stok salah satu jenis obat batuk mengalami kekosongan di Kabupaten Bolmut.

“Obat jenis sirup khusus anak kosong sekitar dua bulan,”ujar kepala UPTD Instalasi Farmasi Dinas kesehatan (Dinkes) Bolmut Sri Yulastri Paputungan.

Menurut Paputungan, setiap ada yang kosong pihaknya melaporkan ke dinas kesehatan.

“Dalam pengusulan obat tentu berdasarkan usulan dari puskesmas di Bolmut,”katanya.

Pihaknya menambahkan, sejauh ini hanya pada tahun 2024 mengalami kekosongan obat sirup batuk khusus anak. Ia juga menyampaikan ada beberapa jenis tablet obat batuk yang mulai menipis. Dirinya berharap keberadaan obat khusus anak segera terpenuhi.

Sementara itu, kepala dinas kesehatan Bolmut Ali Dumbela mengakui kekosongan obat batuk khusus anak.

“Saat ini sementara pesan ulang untuk anggaran perubahan,”ujarnya.

Menurutnya, anggaran yang terbatas dan pada tahun lalu dinkes tidak mendapatkan DAK obat.

“Karena Bolmut termasuk daerah dengan fiskal yang baik. Walau begitu saat ini sudah mendapatkan tambahan anggaran,”jelasnya.

Bolmut Dilanda Kemarau Hingga November 2024, Waspada ISPA

Masyarakat Bolaang Mongondow Utara (Bolmut) terutama para orang tua perlu waspada saat kemarau tiba. Pasalnya anak-anak rentan terkena batuk dan pilek.

Bolmut sendiri menurut Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Sam Ratulangi Manado dilanda kemarau hingga November 2024.

“Prakiraan awal musim hujan untuk wilayah Bolmut jatuh di bulan November dasarian pertama,”ujar Koordinator Bidang Observasi dan Informasi Stasiun Klimatologi Sulawesi Utara (Sulut) Muhammad Candra Buana.

Walaupun begitu, menurutnya potensi hujan masih ada. Oktober sudah ada mulai pergerakan angin dari arah utara keselatan.

Sementara itu Ira Purnamasari Dosen Fakultas Ilmu Kesehatan (FIK) Universitas Muhammadiayah (UM) Surabaya mengatakan musim kemarau atau sering disebut musim kering ditandai dengan peningkatan suhu menjadi lebih panas.

Bulan September diprediksi sebagai periode puncak musim kemarau. Cuaca ekstrem pada musim kemarau menyebabkan munculnya beberapa penyakit penyerta.

Menurutnya, penyakit yang pertama adalah ISPA. Infeksi saluran pernapasan akut yang biasanya disebabkan oleh virus bisa juga disebabkan oleh bakteri. “Biasanya menyerang hidung dan tenggorokan dan menimbulkan gejala seperti batuk, pilek, sakit tenggorokan, sakit kepala, dan demam,”ujarnya dilansir dari laman UM Surabaya.ac.id.

 

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *