Hari Bumi, Masalah Sampah Jadi Pekerjaan Rumah di Bolmut

Sampah elektronik berupa televisi yang berada di jalan trans Sulawesi Bolmut. (Foto Fandri Mamonto)

BOLMUT,SULAWESION.COM– Sampah elektronik televisi tampak memandang ke arah saya. Saat melewati jalan trans Sulawesi antara desa Nagara dan Wakat di Kabupaten Bolaang Mongondow Utara (Bolmut), Minggu 20 April 2025

Entah darimana asal sampah tersebut hingga dia terlihat berada di jalan trans Sulawesi. Keberadaan sampah elektronik kini memperparah masalah sampah di Bolmut.

Bacaan Lainnya

Kita akan mudah menemukan tumpukan sampah yang berada di jalan trans Sulawesi. Pemerintah daerah hingga desa harus bisa mencarikan solusi dalam mengatasi persoalan sampah.

Kedepan jika persoalan sampah tidak teratasi bukan tidak mungkin kita akan melihat tumpukan sampah yang lebih banyak sepanjang jalan trans Sulawesi di Bolmut.

Pada tahun 2024 Badan Pusat Statistik (BPS) dengan sumber Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Bolmut menyebut produksi sampah di Bolmut mencapai 12.572, 21 meter kubik (m3). Dengan yang terangkut 3.522,80 m3.

Sampah yang berada di jalan trans Sulawesi antara desa Tote dan Tanjung Buaya Bolmut. (Foto Fandri Mamonto)

Sam Tampusu Leader World Cleanup Day (WCD) Bolmut mengatakan persoalan sampah masih banyak Pekerjaan Rumah (PR) yang perlu di benahi, masih ada beberapa titik sampah berserakan dimana-mana.

“Apalagi sampah yang tertumpuk lama, bauh, tidak enak di pandang dan menimbulkan penyakit,”ujarnya.

Kemudian kesadaran lingkungan masih belum terlalu nampak, seperti contoh pembayaran retribusi sampah hanya sebagian saja yang membayar.

Hal ini perlu adanya sinergitas dari pemerintah desa unuk melaksanakan kegiatan-kegiatan yang berbasis sampah.

Atau cara penanganan sampah yang benar. Kemudian juga pengenalan sampah sejak dini di sekolah-sekolah menjadi hal yang paling penting untuk generasi kedepan lebih peduli terhadap lingkungan.

Sementara itu, kepala DLH Bolmut Hidayat Panigoro menambahkah pihaknya berharap ada kerjasama dan peran masyarakat dalam menangani sampah yang belum terlayani oleh dinasnya.

“Diharapkan agar sampah yang ada kalau bisa dipilah khusus yang organik dan daun-daun. Selanjutnya digali lubang di sekitar pekarangan rumah untuk dibuat kompos agar bisa di manfaatkan menjadi pupuk organik,”harapnya.

Momen hari Bumi 2025, yang jatuh setiap tanggal 22 April mengajak kita semua untuk berkontribusi. Salah satunya mengurangi sampah yang berdampak pada lingkungan.

Pos terkait

Tinggalkan Balasan